Kebijakan Erick Thohir Terkait Ekonomi Syariah Cerminkan Islam Wasathiyah

Minggu, 27 Maret 2022 – 01:51 WIB
Ketua Dewan Nasional Konvensi Rakyat Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) H. Zainul Majdi. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dinilai telah mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi syariah yang mencerminkan spirit Islam Wasathiyah.

Penilaian itu diungkapkan Ketua Organisasi Alumni Al-Azhar Internasional (OIAA) Cabang Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi pada acara Pembukaan Multaqa ke-7 Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia seperti dikutip dari kanal video Youtube NWDI Online, Jumat (26/3/2022).

BACA JUGA: Ekonomi Syariah Bisa Genjot PDB Hingga Rp 80 Triliun Bila Terus Dikembangkan

Menurut TGB, salah satu kebijakan Erick adalah menggabungkan bank-bank syariah milik BUMN menjadi satu entitas untuk menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional.

“Kebijakan yang diambil, khusus terkait BUMN dan aktivitasnya di Republik ini, mudah-mudahan mencerminkan nilai-nilai dalam wasathiyyatun-Islam. Jadi, tidak hanya pengelolaannay tetapi juga bermaslahat untuk bangsa,” ujar TGB.

BACA JUGA: Dampingi Jokowi Tinjau Kawasan Taman Budaya GWK di Bali, Erick Thohir Bilang Begini

TGB menambahkan Erick Thohir berkomitmen memperkenalkan kemudian memperkuat ekonomi Islam melalui ekosistem perbankan. Salah satunya melalui Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Beliau (Erick) juga memimpin lembaga yang berperan penting dalam pengokohan ekosistem itu yang namanya masyarakat ekonomi syariah,” kata dia.

BACA JUGA: Ekonomi Syariah Jadi Pendorong Kenaikan Perekonomian Nasional

Eks Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengatakan ekonomi syariah pun sangat penting di Indonesia. Sebab, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan kemajuan ekonomi syariahnya akan turut mendorong ekonomi secara nasional.

Selain itu, TGB menjelaskan mengenai Islam wasathiyah dalam konteks ekonomi harus menghadirkan keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan umat.

"Maka, kalau bicara wasathiyyatun-Islam dalam konteks ekonomi, kita harus memastikan aktivitas-aktivitas ekonomi baik oleh Indonesia maupun kelompok yang dilakukan negara harus menghadirkan nilai keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan untuk semua serta keberlanjutan,” ucapnya.

Sementara itu, Erick Thohir yang hadir dalam sambutannya menyampaikan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia diprediksi akan menempati empat besar ekonomi dunia, setelah China, India, Amerika Serikat.

“Insyaallah tumbuh terus sampai 2045 dan ini akan menempatkan kita menjadi posisi secara ekonomi nomor empat terbesar di dunia dan kalau kita lihat rangking 1, 2, 3-nya yang umat muslimnya terbesar, ya, Indonesia, ” ujarnya.

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu optimistis sebab jumlah populasi muslim terus mengalami pertumbuhan, apa lagi kelas menengahnya akan mengalami kenaikan pendapatan.

“Populasi muslim kita dewasa akan tumbuh dari 161 juta di tahun 2015 menjadi 184 juta di tahun 2025. Tetapi yang terpenting di situ juga tumbuh dalam segi pendapatan, middle class kita yang muslim akan makin kuat dari 39,9 persen bakal mencapai 57,6 persen bahkan 60 persen ini. Ini luar biasa,” ucap Erick.

Namun, Erick merasa tergelitik dengan data bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat produktivitasnya.

“Ada yang menggelitik ketika kita bicara ekonomi keislaman kita ini tingkat konsumtifnya nomor empat terbesar di dunia, apakah fashion, makanan, keuangan, perjalanan. Seperti kita tahu umrah dan haji, media dan rekreasi, kosmetik dan farmasi tetapi ketika bicara produksi, kita tidak masuk 5 besar. Ada yang salah ini,” kata Erick.

Menurut dia, hal itu yang menjadi salah satu dasar pemerintah melakukan penggabungan bank Syariah, jadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

Sebab, dengan adanya institusi keuangan syariah yang terpusat, pemerintah bisa mendorong keseimbangan.

“Inilah mengapa kami di BUMN harus mengintervensi dan memastikan, kalau memang tidak ada keseimbangan harus kita coba seimbangkan," ujar Erick Thohir.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler