Kebijakan Kapolri Bagi Casis Polri di Papua Menuai Pujian, Simak Pernyataan Karo SDM Ini

Senin, 20 Mei 2024 – 20:53 WIB
Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Papua Kombes Pol Sugandi. Foto: Ridwan/jpnn

jpnn.com, PAPUA - Seleksi penerimaan Calon Bintara atau Caba Polri tahun 2024 ini, menuai apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari kepala suku, Komnas HAM, tokoh pemuda hingga tokoh adat di Papua. 

Bagaimana tidak, kuota penerimaan di Papua tahun ini sangat banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Casis Bintara Polri Korban Begal Dapat Beasiswa dari Kapolri

Selain itu, penerimaan tahun ini juga memprioritaskan anak-anak orang asli Papua (OAP) untuk mengabdi sebagai bhayangkari negara.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Papua Kombes Sugandi membenarkan, angka pendaftar Caba Polri tahun ini lebih banyak ketimbang tahun-tahun yang lalu. 

BACA JUGA: Kapolri Beri Penghargaan ke Casis Bintara yang Jarinya Putus Dibegal

Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 2000 ini menyebut, ada beberapa faktor yang memicu tingginya animo remaja di Papua untuk mengikuti tes rekruitmen Caba Polri 2024, satu di antaranya yaitu toleransi batas usia Calon Bintara khusus OAP maksimal 25 tahun. 

"Tadinya kan umur untuk Caba Polri OAP itu maksimal itu 21 tahun, tetapi ada kebijakan khusus akhirnya menjadi menjadi 25 tahun batas usianya. Dan itu berlaku untuk sekarang makanya ini yang membuat jumlah pendaftarnya membeludak," kata Sugandi, Senin (20/5). 

BACA JUGA: Melawan Petugas, Pelaku Begal Casis Bintara Polri Ditembak Mati, Ada Luka di Dada

Sugandi menyebut untuk tahun ini, Papua diberikan kuota oleh Mabes Polri sebanyak 2.000 orang, yang biaya pendidikannya dialokasi dari DIPA Polri.

"Waktu penerimaan Bintara Noken di tahun 2020 itu kan menggunakan dana hibah dari pemerintah daerah. Nah, unntuk tahun ini murni dari anggaran Polri dan Pak Kapolri memberikan atensi lebih kepada anak-anak asli Papua sehingga Bintara tahun ini diberikan kuota sebanyak 2.000 orang dan ini yang membuat para tokoh menyampaikan terima kasih kepada Polri," ujar mantan Karo SDM Papua Barat ini.

Disinggung soal kebijakan Kapolri untuk penambahan usia Caba Polri OAP, kata Sugandi, lantaran pertimbangan usia kelulusan anak-anak di Papua yang sedikit berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa dan provinsi lainnya.

"Ya mungkin karena mereka (anak-anak Papua) ini ada yang pas baru mau sekolah usianya sudah agak lebih atau sempat mengalami putus sekolah dan kemudian baru lanjut lagi, sehingga umur kelulusan mereka tidak bisa disamakan dengan yang ada di daerah lain," beber dia.

"Jadi Mabes Polri mengambil kebijakan khusus anak asli Papua batasan usianya maksimal 25 tahun, makanya yang lagi kuliah atau sudah lulus kuliah punya kesempatan untuk mendaftar," timpal dia.

Tak hanya usia, Mabes Polri juga memberikan kebijakan khusus untuk anak asli Papua dalam hal nilai psikologi. 

"Untuk rata-rata nilai psikologi itu khusus untuk anak OAP yaaitu 60,96 dan da beberapa aspek yang dilihat dari tes psikologi itu, seperti aspek kecerdasan, kepribadian, dan aspek sikap kerja. Nanti juga ada aspek lain yang dinilai, jadi itu gabungan. Tapi kebijakan khusus dari Mabes untu OAP nilai rata-rata seperti itu (60,96)," beber Sugandi. (mcr30/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Cholid Ridwan Abubakar Sangaji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler