jpnn.com, CIUDAD JUAREZ - Presiden Amerika Serikat Donald Trump benar-benar membenci imigran. Dia sampai tega memisahkan orang tua dari anaknya demi membuat gentar para imigran yang berniat masuk ke wilayah AS.
Kebijakan keji AS itu sukses membuat nyali Epigmenio Centeno ciut. Pria asal El Salvador itu sudah berbulan-bulan tertahan di Meksiko dan berencana menyeberangi perbatasan untuk menyongsong masa depannya di Amerika Serikat (AS). Kini dia mengurungkan niat dan mengubah rencananya.
BACA JUGA: Cinta Israel, Amerika Serikat Tinggalkan Komisi HAM PBB
’’Semuanya menjadi lebih rumit sekarang. Jika saya tertangkap di perbatasan, mereka akan membawa pergi anak-anak saya,’’ kata Centeno dalam wawancara dengan Associated Press kemarin (20/6).
Dia tidak mau dua anak lelakinya yang masih berusia 9 dan 3 tahun menjadi korban. Apalagi sampai dikerangkeng di rumah tahanan imigrasi atau berkemah di kota-kota tenda yang tersedia di Texas.
BACA JUGA: Bu Guru Tepergok sedang Begituan dengan Siswa
Centeno lantas memutuskan tinggal lebih lama lagi di Meksiko. Tepatnya, di Ciudad Juarez. Karena itu, dia mengajukan permohonan kepada pemerintah Meksiko agar diizinkan menjadi pengungsi.
’’Mungkin, saya dan keluarga akan tinggal saja di sini. Saya akan mencari kerja,’’ ucap pria 40 tahun tersebut. Di El Salvador, dia bekerja sebagai tukang pos.
BACA JUGA: Trump Rela Batalkan Latihan Perang demi Kim Jong Un
Centeno tidak sendiri. Selama dua pekan terakhir para migran yang datang dari El Salvador, Guatemala, dan Honduras juga melakukan hal yang sama.
Menunda rencana untuk menyeberang ke wilayah AS dan mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Meksiko untuk menjadi pengungsi. Dengan status pengungsi, mereka bisa mencari pekerjaan di Meksiko.
Keputusan seperti yang diambil Centeno dan Esmeralda itulah yang diharapkan Trump. Takut masuk AS. Kalau para imigran memilih bertahan di Meksiko, masalah akan pindah ke negara tetangga AS tersebut.
Sejak 2013–2017, jumlah pencari suaka di negara yang dipimpin Presiden Enrique Pena Nieto itu naik sebelas kali lipat. Dan, selama proses suaka berjalan, para migran itu menetap di Meksiko.
’’Kebijakan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan,’’ kata Menteri Luar Negeri Meksiko Luis Videgaray. Dia berharap AS bisa lebih bijaksana dengan mengubah regulasi tersebut.
Sebagaimana saran Ibu Negara Melania, menurut dia, AS dan Meksiko bisa membahas krisis migran di perbatasan dua negara bersama. Selanjutnya, dua negara akan bisa melahirkan kebijakan yang lebih manusiawi.
CNN melaporkan bahwa Ivanka pun mengkritik kebijakan imigrasi Trump. Kemarin Gedung Putih membenarkan hal itu. Ivanka mendatangi sang ayah dan berharap pemerintah bisa merevisi kebijakan tersebut.
Sebab, pemisahan anak-anak dari orang tua mereka berdasar kebijakan Jaksa Agung Jeff Session pada Mei lalu itu membuat citra AS di mata dunia buruk. (hep/c22/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serunya Bukber di Kunming
Redaktur & Reporter : Adil