jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah kebijakan Kementerian Pertanian mendorong peningkatan produksi dan kualitas ayam untuk melakukan ekspor.
Di antaranya menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan yang telah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas penyakit avian influenza.
BACA JUGA: Kementan Akan Sikat Kartel Bawang Putih
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya juga sangat memperhatikan sertifikat veteriner sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap pemenuhan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan produk hewan.
“Peningkatan ekspor berbagai komoditi pertanian termasuk produk peternakan ini tentunya akan meningkatkan perekonomian negara,” kata Amran di sela-sela acara pelepasan ekspor ayam olahan di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (20/4).
BACA JUGA: Kementan Gelar Forum Komunikasi Statistik
Kebijakan tersebut turut berkontribusi pada capaian ekspor sektor peternakan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor komoditas sektor peternakan 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85 persen dibandingkan 2016. Nilai ekspor itu sebesar USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun.
Kontribusi volume ekspor 2017 untuk sektor peternakan merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar 64 persen. Salah satunya adalah daging ayam.
BACA JUGA: Food Station Pastikan Stok Pangan DKI Aman Jelang Puasa
Negara tujuan ekspor sektor peternakan terbanyak adalah Hongkong dan China Tiongkok.
Secara khusus, ekspor daging ayam 2017 mencapai sebesar 325 ton, meningkat 1.800 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39 persen dibanding 2016.
“Kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada 2045 menjadi lumbung pangan dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan,” tegas Amran.
Secara umum, sektor peternakan Indonesia turut meningkatkan ekonomi negara. Selama 2015-2017 misalnya, rata-rata pertumbuhan volume ekspor mencapai 8,1 persen dan nilai ekspornya sebesar 18,6 persen.
Selain itu, salah satu komoditas sektor peternakan yang memiliki potensi ekspor lainnya adalah pakan ternak. Produksi pakan ternak di Indonesia tersebar pada 82 pabrik pakan di sebelas provinsi. Pada 2017, menghasilkan pakan ternak sebanyak 18,2 juta ton. Selama periode 2015-2018, volume ekspor bahan pakan ternak sebanyak 635.293,6 ton dengan nilai Rp 1,19 triliun.
Ekspor juga sudah dilakukan untuk komoditas obat hewan, yang sejak tahun 2015 sudah ekspor dengan nilai Rp 17,50 triliun ke 87 negara. Begitu juga dengan ekspor telur ayam, kabing dan domba, serta susu dan produk olahannya.
Sejauh ini, secara keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.
Amran juga mengaku terus mendorong pelaku usaha perunggasan untuk melakukan industrialisasi perunggasan nasional, sehingga akan mampu melakukan ekspor dan bersaing diperdagangan global.
Selain peningkatan kuantitas dan kualitas, kemampuan membaca peluang dunia perlu ditingkatkan karena permintaan global masih cukup besar. Salah satunya adalah pasar nontradisional di Timur Tengah dan negara-negara mayoritas muslim untuk produk bersertifikasi halal. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirut Food Station Pastikan Stok Pangan DKI Jakarta Aman
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga