Kebijakan Komprehensif Diperlukan untuk Mengatasi Dampak Pandemi Terhadap Rumah Tangga

Rabu, 10 Maret 2021 – 23:15 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat SS, MM. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan dampak pandemi Covid-19 menciptakan berbagai perubahan di sejumlah sektor dalam skala negara hingga rumah tangga.

Oleh karena itu, perlu kebijakan yang menyeluruh agar mampu mengatasi permasalahan di setiap kelompok masyarakat di tanah air.

BACA JUGA: Tiongkok Pengin Indonesia jadi Pusat Vaksin Covid-19, Lestari Moerdijat Bilang Begini

"Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada negara, tetapi juga secara langsung berdampak pada unit terkecil dari negera yaitu rumah tangga," kata Lestari Moerdijat saat membuka diskusi virtual bertema "Menakar Dampak Sosial Ekonomi Rumah Tangga dan Langkah Antisipasinya" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (10/3).

Dalam diskusi yang dimoderatori Arimbie Heroepoetri (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI, Koord Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah) itu dihadiri oleh Sri Wulan (Anggota DPR RI 2019-2024), Athia Yumna (Deputy Director of Research and Outrech SMERU), Agus Eko Nugroho (Kepala Pusat Penelitian Bidang Ekonomi LIPI), Nani Zulminarni (Pendiri dan Ketua Yayasan PEKKA/Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga) dan Khomisah (Ibu Rumah Tangga Asal Kab. Kudus) sebagai narasumber.

BACA JUGA: Kekerasan pada Perempuan dan Anak Meningkat 5 Kali Lipat Selama Pandemi Covid-19

Diskusi itu juga dihadiri Diyah Puspitarini (Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah) dan Ahmad Rizali (Wakil Ketua Umum, Koodinator Bidang Pendidikan dan SDM, NU Circle) sebagai penanggap.

Menurut Lestari, terganggunya perekonomian rumah tangga juga menyebabkan gangguan sosial dan kesehatan terhadap anggota keluarga seperti ibu dan anak.

BACA JUGA: Rerie: Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Penyebaran Covid-19 dari Luar Negeri

Sosok yang karib disapa Rerie itu menjelaskan dampak gangguan ekonomi keluarga, mendapat respons yang berbeda dari setiap kelompok masyarakat.

Pada masyarakat kelompok pra sejahtera, kata Rerie, pandemi Covid-19 bahkan menyebabkan potensi kerawanan pangan terhadap anak meningkat.

Selain itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem ini menegaskan dampak psikologis juga diderita orang tua dan anak karena mengalami tekanan sosial dalam menjalani kehidupan di masa pandemi.

Rerie berharap dengan beragamnya dampak sosial dan ekonomi di masa pandemi yang dialami berbagai kelompok masyarakat, para pemangku kepentingan mampu menerapkan kebijakan yang komperhensif untuk mengatasinya.

Athia Yumna mengungkapkan, berdasarkan survei yang dilakukan SMERU pada Oktober-November 2020 terhadap 12.216 responden di 34 provinsi, terungkap bahwa dampak pandemi Covid-19 sangat parah terhadap rumah tangga.

Athia mengungkapkan, tiga dari empat rumah tangga mengalami penurunan pendapatan, sebanyak 14 persen pencari nafkah terpaksa pindah kerja dengan sektor pertanian dan konstruksi sebagai penyerap tenaga kerja. Fakta lainnya, ujar Athia, setengah dari responden tidak memiliki tabungan.

Berdasarkan kondisi itu, Athia menyarankan para pemangku kepentingan agar memperhatikan kesehatan fisik dan mental anak dan perempuan yang merupakan kelompok yang rentan mendapatkan gangguan di masa pandemi Covid-19.

Sri Wulan berpendapat pemerintah harus kembali memberikan stimulus ekonomi kepada masyarakat yang rentan terdampak pandemi.

Pasalnya, kata Sri, pemulihan ekonomi nasional masih memerlukan waktu yang cukup panjang.

Agus Eko Nugroho mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 di sektor ekonomi saat ini sangat berat. 

Menurut dia, di masa pandemi ini perekonomian kelompok masyarakat kalangan bawah mengalami kontraksi.

Di sisi lain kelompok masyarakat yang mampu secara ekonomi menahan konsumsi.

Agus menambahkan program vaksinasi akan sangat berpengaruh terhadap proses percepatan pemulihan ekonomi nasional 2021.

Menurut Agus, salah satu langkah yang bisa diambil untuk mempercepat pergerakan ekonomi adalah memperbesar alokasi anggaran PEN untuk UMK dan LKM dan intervensi di sisi permintaan.

Nani Zulminarni berpendapat, di masa pandemi ini masyarakat perlu bantuan pemberdayaan ekonomi dan kebijakan afirmasi, terutama untuk kelompok tereksklusi antara lain perempuan kepala keluarga, lansia, disabilitas dan kelompok minoritas lainnya.

Diyah Puspitarini sependapat dengan Nani bahwa pandemi Covid-19 mengancam kelompok rentan.

Catatan Nasyiatul Aiylsyiyah di masa pandemi terjadi peningkatan angka kematian bayi 19 persen, demikian juga terhadap angka stunting terhadap anak yang diperkirakan meningkat. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler