Kebijakan PEN di Tengah Pandemi Covid-19 Tak Sia-sia, Picu Pertumbuhan Kredit BMRI

Sabtu, 17 Oktober 2020 – 02:52 WIB
Bank Mandiri. Foto/ilustrasi: arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah dalam mempercepat program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan menempatkan dana di sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengatasi pandemi Covid-19 tak sia-sia.

Dengan adanya dana segar itu, bank BUMN mampu mendorong penyaluran kredit dengan maksimal.

BACA JUGA: Seperti ini Cara Bank Mandiri Syariah Prioritaskan Kebutuhan Nasabah di Kala Pandemi

Hal tersebut terbukti dari tingginya penyaluran dana PEN yang dikucurkan sejumlah bank BUMN. Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang telah menyalurkan dana PEN melampaui target. Sampai 25 September 2020, bank tersebut telah menyalurkan dana PEN tahap I Rp 39,04 triliun.

Penyaluran dana PEN tersebut melampaui target dari yang diminta pemerintah. Seperti diketahui, Bank Mandiri dan bank-bank BUMN lainnya diminta pemerintah menyalurkan dana PEN hingga tiga kali lipat dari dana yang ditempatkan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Prabowo Masuk Pentagon, Gatot dan Din Ditolak Kapolri saat Bertamu, Prahara KAMI

Pada Juni lalu, Kementerian Keuangan telah menempatkan dana PEN kepada Bank Mandiri sebesar Rp 10 triliun.

Bank Mandiri telah menyalurkan dana PEN ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga mencapai 124.958 debitur. Penyerapan permodalan untuk UMKM diperlukan guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional saat ini yang sedang terdampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Seperti ini Kinerja Bank Mandiri Syariah di Kala Pandemi

Keberhasilan Bank Mandiri dalam me-leverage dana PEN yang ditempatkan pemerintah, mendapat acungan jempol dari sejumlah analis pasar modal.

"Kinerja Bank Mandiri akan terus tumbuh hingga akhir tahun ini dengan kencangnya penyaluran dana PEN yang ditempatkan pemerintah," kata Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia dalam keterangannya.

Menurut Suria, efek positif dari penyaluran dana PEN tersebut akan memacu pertumbuhan kredit di BMRI. Meskipun, program restrukturisasi masih menjadi tantangan bank dalam memupuk pendapatan dan laba usahanya. Sebab, kredit nasabah yang telah direstrukturisasi Bank Mandiri nilainya hampir 20 persen dari total kredit yang disalurkan.

Hal yang sama juga disampaikan, Muhammad Nafan Aji selaku Analis Binaartha Sekuritas. Menurut dia, penyaluran dana PEN Bank Mandiri yang melampaui target hingga kuartal III-2020, menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan kredit bank berlogo pita emas itu dibandingkan periode Mei-Juli 2020.

Pasalnya, sebelum kebijakan PEN diberlakukan pemerintah, bank masih sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit. Apalagi, banyak debitur bank mengajukan restrukturisasi kredit. Tak terkecuali kepada Bank Mandiri. Sampai Agustus 2020, BMRI telah merestrukturisasi kredit 324.085 debitur UMKM dengan nilai outstanding Rp 32,6 triliun.

Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp 119,3 triliun atau 15,8 persen dari total pinjaman. Restrukturisasi kredit itu diberikan kepada 545.692 debitur dengan skema berupa penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga.

Saat ini Bank Mandiri telah menunjukkan penurunan penambahan pinjaman yang direstrukturisasi akibat pandemi Covid-19. Jadi, total kredit yang direstrukturisasi Bank Mandiri kemungkinan hanya mencapai Rp 150 triliun-Rp 160 triliun hingga akhir 2020.

Untuk itu, Nafan berpendapat, dalam jangka panjang pergerakan saham Bank Mandiri masih berpotensi naik dengan target harga Rp 7.550 untuk setahun ke depan. "Jadi, kami merekomendasikan akumulasi beli untuk saham BMRI," kata Nafan. (cuy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler