Kebudayaan Tetap Prioritas

Selasa, 25 Oktober 2011 – 19:07 WIB

JAKARTA—Dengan bergabungnya kebudayaan di dalam badan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)  sehingga berubah nama menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) beserta jajarannya harus bisa bekerja dengan maksimalHal ini untuk meningkatkan pengembangan kebudayaan yang saat ini dirasakan sudah mengalami degradasi.

Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar mengatakan, meskipun penggabungan ini sudah pernah dilakukan pada masa lalu, namun tetap saja kebudayaan itu menjadi korban, dimana tidak terlalu menjadi prioritas di dalam program kerja kementerian.

“Pada dasarnya, penggabungan ini kan sudah menjadi keputusan Presiden

BACA JUGA: PKB Usulkan Mahasiswa Pendidikan Wamil

Otomatis kami harus mendukung
Akan tetapi, kementerian harus maksimal kerjanya

BACA JUGA: 68 Ribu Jiwa Lebih Buta Huruf di Banyumas

Proses penggabungan ini memang sudah pernah terjadi
Namun dalam sejarahnya, kebudayaan selalu menjadi korban

BACA JUGA: Anggaran Pendidikan hanya 3 Persen

Waktu di bawah Kementerian Pariwisata, kebudayaan juga menjadi korbanOleh karena itu, kebudayaan ini juga harus menajdi prioritas,” ungkap Raihan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (25/10).

Raihan mengatakan, pihak Komisi X sebelumnya juga telah mengingatkan Mendikbud, Mohammad Nuh mengenai hal iniPasalnya, kebudayaan ini sudah sangat terasa perubahannya dan jati diri bangsa sudah  menjadi ‘abu-abu’.  “Memang, pada saat membahasa RUU Kebudayaan, pada pakar dan akademisi dan para tokoh dari kalangan dunia seni juga mengeluhkan masalah ini.  Ini menjadi kegelisahan bersama,” paparnya.

Politikus dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengungkapkan, Mendikbud sempat menerangkan bahwa ada isyarat dimana  pendidikan akan selalu didekatkan dengan kebudayaanAkan tetapi, ketika ditanya mengenai pendidikan karakter, Mendikbud justru melepaskan masalah ini kepada sekolah

“Seharusnya tidak seperti ituKalau semua masyarakat diberi  wawasan yang baik dan benar, dan para guru-guru juga diberi pembekalan dan pengetahuan mengenai pendidikan karakter, itu akan lebih efektif,” tukasnya.

Dengan kondisi demikian, lanjut Raihan, pihaknya akan khawatir jika pindahnya kebudayaan ke badan Kemdikbud masih ada warna pariwisata.  “Kami ingin penggabungan ini harus ada warna yang kuat dan ada harapan di mana bangsa kita bisa dibinaSelain itu, timbul suatu peradaban baru yang bisa lebih dibahasakan kepada dunia bahwa inilah Indonesia,” tandasnya(cha/jpnn)
       

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Guru Mengajar Enam Kelas Sekaligus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler