Kebun Anggur Firizco Berkonsep Cafetaria Hadir jadi Destinasi Agrowisata Baru di Bandung Barat

Senin, 20 November 2023 – 21:19 WIB
Usaha perkebunan anggur milik Muhammad Daffa Bagaskara terletak di Pamoyanan Wetan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, CISARUA - Kebun Anggur Firizco dengan konsep cafetaria hadir sebagai destinasi agrowisata baru di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Saat meresmikan sekaligus panen perdana, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman mewakili Dirjen Hortikultura menyebut hal ini merupakan bukti nyata kebangkitan pertanian anggur Indonesia adalah keniscayaan.

BACA JUGA: Kurangi Ketergantungan Impor, Anggur Lokal Siap jadi Pilihan

"Kita harus sampaikan kepada dunia bahwa anggur Indonesia ke depannya mampu bersaing dengan anggur manapun yang ada di kolong langit ini," ujarnya.

Liferdi menyampaikan pihaknya akan terus menumbuhkan anggur-anggur nusantara terbaik, dan nantinya anggur impor hanyalah masa lalu.

BACA JUGA: Mentan Amran Sebut Tak Ada Hambatan Tingkatkan Produksi Anggur

"Anggur ekspor adalah masa depan," tegasnya.

Dikatakan, saat ini hidup di tengah kota tidak menutup peluang usaha dari berkebun dan bercocok tanam untuk menghasilkan cuan.

BACA JUGA: Tinjau Petani Anggur di Palu, Mentan Amran: Sulteng Bisa Selesaikan Impor

Setelah hampir semua belahan bumi dilanda Covid-19, perekonomian negara-negara di dunia sepertinya porak-poranda akibat serangan wabah ini.

Lain halnya dengan Indonesia yang tetap mampu bertahan dan berhasil menjaga stabilitas perekonomiannya. 

"Dari berbagai sektor memang mengalami degradasi saat pandemi, namun sektor pertanian justru tumbuh di era itu," ungkapnya.

Pertanian memang disebut-sebut sebagai sektor yang tidak tergerus oleh pandemi, karena pada prinsipnya setiap manusia butuh makan.

 Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan sektor pertanian adalah sektor andalan sehingga harusnya petani bangga saat bertani. 

 "Kita ini negeri yang kaya, apapun kita tanam di tanah nusantara, pasti akan tumbuh dengan subur. Kita harus sadar bahwa petani adalah profesi yang sangat mulia. Setiap kita boleh memilih menjadi apa saja, tetapi jika tidak ada lagi yang memilih menjadi petani, maka besok kita akan kelaparan bersama," tegas Mentan Amran.

Berdasarkan data Badan Statistik Pertanian (BPS) dalam tiga tahun terakhir produksi anggur Indonesia terus meningkat.

Pada 2020, produksi tercatat 11.905 ton, 2021 meningkat 12.163 ton, dan tahun 2022 meningkat lagi mencapai 13.515 ton. 

Namun produksi tersebut masih jauh dari kebutuhan masyarakat.

Anggur konsumsi Indonesia saat ini sebagian besar masih  tergantung impor dari negara lain.

Hal ini ditandai dengan angka impor anggur Indonesia tiga tahun terakhir terus meningkat dengan  volume impor pada 2020 sebesar 83.044 ton senilai USD 273.268.451,  tahun 2021 sebesar 98.278 ton senilai USD 315.270.841, dan pada 2022 impor anggur mencapai 101.899 Ton senilai USD 330.407.068.

"Angka ini sungguh sangat besar baik dari sisi volume maupun nilai, berapa triliun uang kita lari ke negara lain," ujarnya.

Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Direktorat Buah dan Florikultura bersama dengan Asosiasi Pengggiat Anggur Indonesia (ASPAI) menargetkan penurunan angka impor sebesar 20 persen pada 2030.

Kondisi ini akan terwujud dengan dukungan dan sinergi dari seluruh stakeholder untuk membangun anggur nasional, baik petani maupun pelaku usaha, para penggiat anggur, kementerian/lembaga, Pemprov dan Pemkab, praktisi, akademisi, peneliti dan pihak-pihak lainnya. 

Pada acara pembukaan Kebun Anggur Firizco ini sekaligus dilakukan sosialisasi dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut.

Acara yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Bandung Barat, Kepala Dinas Pariwisata Bandung Barat, 12 DPD ASPAI (DKI, Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang, Kota Bogor, Kab. Bekasi, Kota Depok, Ka. Bandung, Kab. Purwakarta, Kab. Cirebon, Kab. Subang, Kab. Sumedang dan Kab. Garut).

Selain itu juga hadir para penggiat dan komunitas anggur, pensiunan serta masyarakat sekitar.

Budidaya anggur adalah prospek yang sangat menjanjikan bila ditangani dengan serius sehingga menanam anggur bukan hanya sekadar hobi, tetapi dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan utama. 

"Saat ini tumbuh dan berkembang para penggiat-penggiat anggur di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah Kebun Anggur Firizco yang dikelola oleh petani muda, petani generasi Z yang luar biasa," terang Liferdi.

Usaha perkebunan milik Muhammad Daffa Bagaskara terletak di Pamoyanan Wetan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Petani milenial bernama Daffa mengaku bahwa bertanam anggur sangatlah menarik.

Pria yang baru berusia 24 tahun itu memiliki lahan anggur seluas kurang lebih 1.000 meter persegi yang terbagi beberapa klaster varietas. 

Mahasiswa S1 di salah satu universitas negeri ini menceritakan awalnya beberapa tahun lalu orang tuanya mencoba menanam pohon tin.

Namun sebelum berkembang, harga buah tin kehilangan harga di pasaran. 

Dari kegagalan itu, dia mendapatkan saran agar mencoba menanam anggur dari seorang penggiat tanaman anggur Tosan Aji yang juga saat itu menjadi ketua Asosiasi Petani Anggur Indonesia (ASPAI).

Setahun menggeluti usaha budidaya anggur, Daffa mencatat bahwa omsetnya sangat menggiurkan. 

"Yah kami jual bibit kepada antaranggota penggiat dan komunitas anggur saja itu bisa seribu pohon per bulan, saty pohon dengan standar di atas 60 cm itu bisa harganya Rp125 ribu. Jadi ya rata-rata Rp 125 jutaanlah," sebutnya.

Di samping itu, lanjut dja, dengan kreativitasnya menghasilkan tanaman anggur dalam pot yang sudah berbuah (tabulampot) yang sangat menarik dan indah, dibandrol dengan harga Rp 1 juta hingga 3 juta.

”Semua tergantung dari ukurannya,” bebernya.

Dari buah anggur sendiri, kata Daffa, kebunnya yang memang konsepnya adalah agro eduwisata dengan wisata petik buah nya,  dalam 1 bulan sebelum dibuka secara resmi pada hari ini, masyarakat sudah antusias mengunjungi

Dia menyebut sudah terpetik sekitar 5 kuintal dengan harga bervariasi antara Rp 150 ribu – 300 ribu, tergantung variannya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler