JAKARTA - Upaya mengakhiri konflik di PSSI dengan menggelar kongres pada 17 Maret mendatang terus dimatangkan. Ketua Umum PSSI Dhojar Arifin Husin dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Halim Mahfudz kemarin terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk bertemu dengan wakil AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia).
Halim menegaskan bahwa PSSI mendukung pelaksanaan kongres sesuai kesepakatan dengan Menpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) Senin (18/2) malam lalu. Karena itu, dia menemui AFC agar pelaksanaan kongres tidak melanggar statuta.
"PSSI tetap berpegang teguh pada aturan-aturan di statuta seperti permintaan FIFA sejak awal. PSSI siap laksanakan kongres jika ada kebijakan khusus dari AFC," tegasnya.
Salah satu potensi masalah adalah pemahaman terkait dengan voter Solo sebagai peserta kongres mendatang. Versi PSSI, voter adalah lembaga yang datang pada Kongres Luar Biasa (KLB) 2011 di Solo. Sementara itu, KPSI beranggapan bahwa voter adalah orang.
Sesuai kesepakatan pada 7 Juni 2012, agenda kongres nanti adalah penyatuan liga, perubahan statute, dan pengembalian empat anggota executive committee (exco) yang dipecat.
Terkait dengan hal itu, Ketua Umum KPSI La Nyalla Mattaliti menegaskan tidak ada agenda lain selain yang sudah disepakati itu. " Saya tidak pernah berangan-angan untuk menggantikan Pak Djohar. Angan-angan saya adalah melaksanakan kongres sesuai dengan keinginan voter," tegas Nyalla.
"Sekarang kita harus menyiapkan draf penyatuan liga. Dari kelompoknya Djohar punya konsep, dari kelompok saya ada konsep. Dua konsep ini kita sodorkan ke peserta kongres. Nanti mereka yang memilih," paparnya.
Di internal PSSI masih ada yang mempertanyakan status kongres 17 Maret nanti. Anggota Exco Sihar Sitorus mengaku bingung dengan apa yang terjadi. Sebab, semua terjadi serba tiba-tiba. "Keputusan Pak Djohar tidak ada komunikasi dengan Exco yang lain. Kami belum melakukan pembahasan," ujarnya tadi malam.
Sihar menegaskan bahwa langkah yang diambil Djohar adalah keputusan pribadi dan di luar tanggung jawab Exco. "Apa yang terjadi kami tidak tahu. Tiba-tiba muncul kesepakatan, tiba-tiba ada yang dibentuk. Ada rahasia apa ini?," katanya.
Selain kongres, rekonsiliasi antara PSSI dan KPSI juga terkait dengan pembentukan tim nasional (timnas). PSSI membentuk Badan Tim Nasional (BTN) yang juga diisi oleh wakil dari KPSI.
"Jumat akan diumumkan tentang BTN ini. Pengumuman itu akan membawa kebaikan dan memastikan rekonsiliasi sepak bola nasional," kata Wakil Ketua BTN Habil Marathi di Jakarta kemarin.
Kepengurusan BTN yang telah dibentuk dengan Isran Noor sebagai ketua dipastikan bakal berubah. Habil menyadari bahwa posisinya pun terancam. Namun, dia tidak mempermasalahkan.
"Saya ada di BTN untuk membangun sepak bola Indonesia. Saya bersedia tidak menjadi wakil BTN jika itu memang menjadi jalan keluar terbaik bagi rekonsiliasi sepak bola saat ini. Ini demi merah putih," kata manajer timnas di Piala AFF 2012 itu.
Salah satu wakil KPSI di BTN adalah Harbiansyah. Dia mengaku ditawari posisi sebagai wakil BTN. Namun, sejauh ini belum ada surat resmi."Karena ada keterwakilan dari KPSI, Harbiansyah memastikan akan melepas pemain Indonesia Super League (ISL) ke timnas.
"Kita capek juga berantem terus. Ini salah satu jalan kita bersatu lewat timnas. Dengan masuknya saya di BTN, itu artinya ada perwakilan KPSI di kepengurusan timnas," katanya. (aam/ca)
Halim menegaskan bahwa PSSI mendukung pelaksanaan kongres sesuai kesepakatan dengan Menpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) Senin (18/2) malam lalu. Karena itu, dia menemui AFC agar pelaksanaan kongres tidak melanggar statuta.
"PSSI tetap berpegang teguh pada aturan-aturan di statuta seperti permintaan FIFA sejak awal. PSSI siap laksanakan kongres jika ada kebijakan khusus dari AFC," tegasnya.
Salah satu potensi masalah adalah pemahaman terkait dengan voter Solo sebagai peserta kongres mendatang. Versi PSSI, voter adalah lembaga yang datang pada Kongres Luar Biasa (KLB) 2011 di Solo. Sementara itu, KPSI beranggapan bahwa voter adalah orang.
Sesuai kesepakatan pada 7 Juni 2012, agenda kongres nanti adalah penyatuan liga, perubahan statute, dan pengembalian empat anggota executive committee (exco) yang dipecat.
Terkait dengan hal itu, Ketua Umum KPSI La Nyalla Mattaliti menegaskan tidak ada agenda lain selain yang sudah disepakati itu. " Saya tidak pernah berangan-angan untuk menggantikan Pak Djohar. Angan-angan saya adalah melaksanakan kongres sesuai dengan keinginan voter," tegas Nyalla.
"Sekarang kita harus menyiapkan draf penyatuan liga. Dari kelompoknya Djohar punya konsep, dari kelompok saya ada konsep. Dua konsep ini kita sodorkan ke peserta kongres. Nanti mereka yang memilih," paparnya.
Di internal PSSI masih ada yang mempertanyakan status kongres 17 Maret nanti. Anggota Exco Sihar Sitorus mengaku bingung dengan apa yang terjadi. Sebab, semua terjadi serba tiba-tiba. "Keputusan Pak Djohar tidak ada komunikasi dengan Exco yang lain. Kami belum melakukan pembahasan," ujarnya tadi malam.
Sihar menegaskan bahwa langkah yang diambil Djohar adalah keputusan pribadi dan di luar tanggung jawab Exco. "Apa yang terjadi kami tidak tahu. Tiba-tiba muncul kesepakatan, tiba-tiba ada yang dibentuk. Ada rahasia apa ini?," katanya.
Selain kongres, rekonsiliasi antara PSSI dan KPSI juga terkait dengan pembentukan tim nasional (timnas). PSSI membentuk Badan Tim Nasional (BTN) yang juga diisi oleh wakil dari KPSI.
"Jumat akan diumumkan tentang BTN ini. Pengumuman itu akan membawa kebaikan dan memastikan rekonsiliasi sepak bola nasional," kata Wakil Ketua BTN Habil Marathi di Jakarta kemarin.
Kepengurusan BTN yang telah dibentuk dengan Isran Noor sebagai ketua dipastikan bakal berubah. Habil menyadari bahwa posisinya pun terancam. Namun, dia tidak mempermasalahkan.
"Saya ada di BTN untuk membangun sepak bola Indonesia. Saya bersedia tidak menjadi wakil BTN jika itu memang menjadi jalan keluar terbaik bagi rekonsiliasi sepak bola saat ini. Ini demi merah putih," kata manajer timnas di Piala AFF 2012 itu.
Salah satu wakil KPSI di BTN adalah Harbiansyah. Dia mengaku ditawari posisi sebagai wakil BTN. Namun, sejauh ini belum ada surat resmi."Karena ada keterwakilan dari KPSI, Harbiansyah memastikan akan melepas pemain Indonesia Super League (ISL) ke timnas.
"Kita capek juga berantem terus. Ini salah satu jalan kita bersatu lewat timnas. Dengan masuknya saya di BTN, itu artinya ada perwakilan KPSI di kepengurusan timnas," katanya. (aam/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Celah di Lini Belakang
Redaktur : Tim Redaksi