jpnn.com - MAKASSAR- Tak sedikit yang meragukan program pemerintah yang akan membangun kapal nelayan sejumlah 3.450 dari berbagai ukuran pada 2016. Bagaimana tidak, program yang melibatkan 339 koperasi yang lolos menerima se Indonesia baru di mulai Agustus lalu.
Keraguan mulai terkikis seiring adanya program efisiensi anggaran, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akhirnya mengubah target realisasi pengadaan kapal dari 3.450 menjadi 1.719, dan sebagian sudah dalam proses pengerjaan.
BACA JUGA: Pengusaha Amerika Ramai-Ramai Sambangi Ridwan Kamil
”Dari dua ratusan lebih galangan kapal yang ikut proses e-katalog (katalog elektronik) hanya 70-an galangan yang lolos,’’ terang Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan Ditjen Perikanan Tangkap KKP, Minhadi Noer Sjamsu, saat berkunjung ke Galangan Kapal di Makassar, baru-baru ini.
Hal yang wajar kalau Minhadi pun merasa ketar-ketir mengemban tugas yang melibatka hajat hidup orang banyak tersebut. Karena melibatkan banyak pihak, program yang ditargetkan akhir tahun ini harus tuntas tak melulu tersendat karena dari pihak KKP-nya. Menurutnya, para peserta seleksi e-katalog pun tak sedikit yang keliru dalam memasukkan prosedur meski galangan kapal tersebut memiliki track record yang bagus, akan tetapi jika tidak lolos seleksi e-katalog maka tidak bisa main-main.
BACA JUGA: Epson Garap Pasar Proyektor Premium
”Program ini sangat transparan, tidak ada istilah bantu membantu. Meski satu galangan kapal tersebut bagus sudah ternama tapi tidak mampu ikuti proses e-katalog ya tidak lolos. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, dan masyarakat bisa melihat langsung siapa pemenang dan dimana dibuat kapalnya,’’ jelas Minhadi.
Keoptimisan Minhadi bahwa program tersebut akan berjalan dengan baik, ketika melakukan kunjungan kerja ke Makassar, ketika melihat program pembuatan 13 unit dengan ukuran 30 grosstonase (GT). Galangan kapal tersebut Siagan Boats yang terletak di Jalan Sultan Abdullah III, Makasaar. Dengan ukuran 30 GT, galangan kapal tersebut bisa menuntaskan 1 kapal dalam durasi delapan hari. ”Karena cetakannya ada dua, dalam kurun waktu delapan hari bisa keluar dua unit,’’ ujar Harry Jost, pemilik galangan kapal Siagan Boats.
BACA JUGA: Pabrik Baru Kimia Farma Bisa Produksi 30 Ton Setahun
Dari 18 unit target ukuran 30 GT tahun ini 13 unit sudah dieksekusi oleh Siagan Boats. Hal itu juga membuat Minhadi bersemangat melihat target realisasi kapal bantuan 2016 bisa terealisasi seperti yang ditargetkan. Sementara itu, Harry Jost melanjutkan, kapal yang dikejakan pihaknya tidak hanya dari program KKP.
Dari kementerian desa pun Siagan Boats tengah mengerjakan 10 unit dengan ukuran 15 GT. Akan tetapi, Harry Jost mengaku pihaknya berupaya akan menyelesaikan target sesuai yang diharapkan, karena memiliki ketersediaan tenaga kerja dan lahan yang cukup untuk pembuatan kapal hingga puluhan unit.
”Tenaga kerja yang kami punya, lebih dari 100, sementara lahan ini statusnya milik pribadi dan luasnya lebih dari 1,5 ha,’’ jelas Harry Jost yang mengaku sudah sejak 1983 berkecimpung dalam dunia pembuatan kapal baik kapal kayu maupun fiberglass.
Untuk kapal program pemerintah tahun ini memang banyak ditolak nelayan lantaran terbuat dari fiberglass. Karena kurang pemahaman yang tepat, nelayan sering salah paham akan kualitas fiberglass. Sementara Harry menjelaskan, kapal jenis itu justru lebih mudah perawatannya, dan daya tahan pakai bisa sampai 30 tahun. ”Masalah budaya dan kebiasaan nelayan kita masih lebih akrab dengan kapal kayu. Sebenarnya kalau sudah paham, nanti nelayan kita akan senang dengan fiberglass,’’ ucap Harry.
Untuk kecepatan kapal dengan ukuran 30 GT dijelaska Harry bisa mencapai 8-9 knot. Pemerintah menggelontorkan Rp 1,7 miliar untuk satu unit kapal dengan ukuran 30 GT. Sementara untuk ukuran lainnya seperti 20 GT terealisasi 73 unit, ukuran 5, dan 3 GT sekitar 800 unit dan masih menunggu galangan yang siap. Proses kapal bantuan kali ini memang agak berbeda dari bantuan-bantuan sebelumnya. Kali ini pemerintah harus menyesuasikan dengan permintaan nelayan yang disampaikanlewat proposal dan usulan dari Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi.
Tidak hanya lambung kapal dirancang dengan tipe “U” dan tipe “V” sehingga dapat memenuhi kriteria kapal ikan yang memiliki ruang muat luas, mudah loading-unloading ikan, olah gerak (maneuverability) dan stabilitas yang baik sesuai dengan ketentuan laik laut. Sehingga mampu menjaga kenyamanan dan keselamatan anak buah kapal (ABK) selama beroperasi dan berlayar dalam setiap kondisi perairan. Akan tetapi jenis mesin pun sesuai keinginan nelayan.
Sedangkan untuk alat penangkap ikan, KKP memastikan 9 jenis dan 40 spesifikasi yang telah disesuaikan dengan ketentuan potensi sumber daya ikan dan ramah lingkungan. Jenisnya beragam, mulai dari pancing (tonda, pole and line, hand line), gillnet (dasar, permukan tengah), bubu dan rawai dasar. Selain Makassar, pembuatan kapal yang sudah berjalan seperti Banten, Banda Aceh, Bali, Kendari, Jepara, dan banyak lagi. (nel/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... XL Kuatkan Penetrasi 4G Melalui Mifi
Redaktur : Tim Redaksi