Kebutuhan Guru 150 Ribu, Lulusan LPTK 350 Ribu, Mubazir!

Jumat, 23 Agustus 2019 – 23:06 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, guru honorer K2 akan digaji sesuai UMR. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, produksi guru dari Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) tiap tahun terus bertambah. Padahal kebutuhan guru tidak sebanyak yang diproduksi. Akibatnya banyak lulusan LPTK yang menganggur atau memilih menjadi guru honorer.

"Suplai dan demand guru tidak imbang. Tiap tahun LPTK meluluskan 350 ribu guru. Sementara kebutuhan guru maksimal 150 ribu. Berarti ada kelebihan 200 ribu guru setiap tahunnya," kata Menteri Muhadjir, Jumat (23/8).

BACA JUGA: Prajurit Penjaga Perbatasan RI - PNG Juga Berperan Sebagai Guru

Hal ini menjadi perhatian pemerintah. Kemendikbud tengah membahas masalah LPTK dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Bagaimana agar LPTK menyesuaikan kebutuhan guru dengan rekrutmen mahasiswanya agar tidak mubazir.

"Saya sudah minta dirjen guru dan tenaga kependidikan (GTK) untuk mengatur tata kelola guru. Semuanya dari guru PAUD hingga pendidikan menengah dirapihkan datanya," ujarnya.

BACA JUGA: Guru dan Tenaga Kesehatan Prioritas Rekrutmen ASN 2019, Honorer K2: Mati Dong Tenaga Administrasi

BACA JUGA: Alhamdulillah, Guru Honorer Bakal Terima Gaji Lebih Banyak

Selain itu pemerintah tengah merancang kerja sama dengan Kemenristekdikti tentang kualifikasi dan jumlah guru yang dibutuhkan. Tidak boleh lebih karena akan berpengaruh pada kualitas guru. Itu sebabnya harus ada koordinasi dengan universitas sebagai produsen guru.

BACA JUGA: Anggaran Kemendikbud Tahun Depan Dipangkas

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti juga menyoroti banyaknya lulusan guru yang menganggur. Ini lantaran LPTK tidak membatasi jumlah mahasiswanya. Calon mahasiswa yang gagal masuk perguruan tinggi pilihannya, terpaksa mendaftar LPTK hanya demi status meski tidak sesuai passion.

"Menjadi guru harusnya panggilan hati dan bukan karena pilihan ketiga atau keempat. Kalau bukan passion, guru yang dihasilkan mutunya jelek," ujarnya.

Dia pun menantang LPTK untuk berani membatasi jumlah mahasiswa yang masuk. Cara memperketat seleksi agar yang menjadi mahasiswa LPTK benar-benar orang terpilih. Dengan demikian guru yang dihasilkan juga berkompetisi tinggi.

Di sisi lain Dirjen Ghufron menyadari, LPTK bisa hidup dari mahasiswanya. Kalau dibatasi otomatis akan memengaruhi fiskal LPTK. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahai Para Guru, Simak Nih Pesan Presiden Jokowi


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler