Kecanduan Anal Seks, Picu Kanker Anus

Selasa, 05 Februari 2013 – 07:26 WIB
JAKARTA--Kalangan medis mulai mencium ada peningkatan perilaku seks dalam bentuk anal seks. Baik itu dilakukan oleh pasangan suami istri atau yang lainnya. Perilaku seks yang "aneh" itu, ternyata memicu kanker anus pada sang istri.

Peringatan untuk menghindari kebiasaan anal seks ini dipaparkan oleh Wakil Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Ari F. Syam. "Kami tidak ingin perilaku seks seperti itu (anal seks, red) menjadi hal yang umum di tengah masyarakat kita," kata dia Senin (4/2).

Ari lantas menceritakan pengalamannya dengan seorang pasien perempuan berumur 35 tahun. Dia mengatakan jika perempuan itu dirawat karena terjadi pendarahan melaliu saluran cerna yang bertambah berat sejak satu pekan terakhir. "Perempuan ini menyampaikan bahwa sejak tiga bulan terakhir sering mengalami BAB darah menetes," katanya.

Dalam pemeriksaan lebih lanjut, yakni melalui peneropongan saluran cerna bawah (kolonoskopi) dan ternyata ditemukan tumor pada perbatasan anus dan rektumnya. Tumor tersebut berbenjol-benjol dan mudah berdarah. Pada wawancara berikutnya, ternyata terungkap jika pasien ini sering melakukan anal seks dengan suaminya atas permintaan suaminya dan berlangsung sejak sepuluh tahun terakhir.

"Kanker anus berbeda dengan kanker usus besar, karena memang jarang ditemukan," tandasnya. Di Amerika jumlah penderita kanker anus terus meningkat seiring dengan perilaku anal seks.

Gejala utama pasien dengan kanker anus adalah buang air besar (BAB) berdarah, nyeri di dubur atau anus saat BAB, keluar lendir seperti jeli pada anus, dan rasa gatal pada anus. "Pada kanker anus, pasien merasakan sakit saat buang air besar atau terasa gatal di sekitar dubur," tandasnya.

Ari mengingatkan jenis kelamin perempuan dan kebiasaan anal seks merupakan resiko terjadinya kanker anus. Menurutnya, anal seks akan menyebabkan iritasi kronis pada dubur. Iritasi ini rentang menjadi penyakit ketika setiap hari bergesekan dengan kotoran. Secara fungsi, memang dubur hanya untuk mengeluarkan kotoran, sehingga tidak siap jika sebagai tempat untuk melakukan hubungan seksual.

"Kasus itu mengingatkan kita semua, bahwa perilaku anal seks bukan merupakan perilaku seksual yang aman," katanya. Dia bahkan menegaskan, kebiasaan anal seks ini merupakan perilaku seks yang beresiko tinggi. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pihak Ketiga Mendominasi Penyebab Perceraian

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler