jpnn.com - BOYOLALI - Jumlah korban meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun melibatkan delapan kendaraan di Tol Solo-Semarang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4) bertambah dua.
Kasatlantas Polres Boyolali AKP Herdi Pratama mengatakan bahwa korban meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas beruntun itu menjadi delapan orang.
BACA JUGA: Polda Jatim Siapkan Strategi Untuk Menekan Kecelakaan di Arus Mudik
Dua korban itu meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Adapun enam korban lain meninggal dunia di tempat kejadian.
Polisi juga mencatat lima orang mengalami luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Boyolali dan RS Umum Indriati Solo Baru.
BACA JUGA: Sopir Truk Jadi Tersangka Kecelakaan Maut yang Menewaskan 3 Orang di Tangerang
Namun, Herdi mengatakan polisi belum dapat memberikan data korban karena masih dilakukan proses identifikasi.
Petugas dari pengelola tol dan polisi masih melakukan evakuasi terhadap sejumlah kendaraan truk trailer yang terjatuh ke tebing sebelah kiri luar tol.
BACA JUGA: Beri Perlindungan Mahasiswa dari Kecelakaan, Jasaraharja Putera & Unwira Jalin Kerja Sama
Kecelakaan itu terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 04.00 WIB dengan melibatkan kendaraan berupa truk trailer, mobil boks, dan mobil penumpang, tepatnya 600 meter dekat di area peristirahatan (rest area) Bale Nglaras KM 487.
Herdi menjelaskan kecelakaan tersebut berawal dari sebuah truk trailer pengangkut besi yang melaju kencang dari arah barat atau Semarang hingga menabrak sebuah Isuzu Elf di depannya.
Kemudian, tubrukan kendaraan itu menabrak enam kendaraan trailer lainnya, termasuk truk boks yang sedang parkir di bahu jalan.
Herdi mengatakan bahu jalan tol tersebut sebenarnya merupakan area yang tidak boleh digunakan untuk parkir dan beristirahat. Lokasi rest area sudah tersedia di Bale Nglaras KM 487 bagi pengendara untuk beristirahat.
Bahu jalan, lanjutnya, berfungsi untuk kondisi darurat (emergency), seperti pecah ban, mogok, atau kehabisan bahan bakar.
Herdi mengatakan pihaknya mendapat informasi sejumlah sopir dan kernet kendaraan berhenti di bahu jalan tersebut karena sedang melaksanakan makan sahur dan beristirahat.
Guna mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, Satlantas Polres Boyolali berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk menurunkan petugas dengan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).
Hal itu untuk pendalaman dari kejadian kecelakaan lalu lintas, sehingga, dapat diketahui secara mendalam penyebabnya.
Dia menyampaikan penyebab seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di area Boyolali karena terdapat sejumlah titik hitam atau black spot.
Untuk menghindari hal itu, dia mengimbau para pengendara untuk memeriksa kondisi kendaraan dan kondisi fisik pengemudi harus fit.
"Jadi, mengapa sering terjadi laka lantas di Boyolali? Karena area lelah. Boyolali tempat batas lelah pengendara, sehingga ada rest area untuk istirahat; dan mengapa mereka tidak menggunakan tempat istirahat itu dan tetap memaksakan terus berjalan," katanya.
Meski sudah lelah, lanjut Herdi, para pengemudi sering memaksakan untuk tetap melanjutkan perjalanan, sehingga kondisi lelah menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Sebelumnya, enam korban meninggal dunia dalam kecelakaan itu telah dievakuasi.
Dari pantauan di lokasi kejadian kecelakaan, petugas mengevakuasi satu korban meninggal dunia yang terjepit di kendaraan truk boks.
Petugas dari pengelola tol, Satlantas Polres Boyolali, dan BPBD mengevakuasi salah satu korban yang terjepit di kendaraan truk boks berwarna hijau dengan menggunakan alat berat. Korban kemudian berhasil dievakuasi untuk kemudian dibawa ke rumah sakit. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi