Kecelakaan Pesawat Ethiopia Mirip Lion Air JT610, Boeing Makin Terpojok

Selasa, 19 Maret 2019 – 13:44 WIB
Ethiopian Airlines. Foto: AFP

jpnn.com, ADDIS ABABA - Boeing menghadapi tekanan besar. Kondisi itu terjadi setelah pemerintah Ethiopia mengungkapkan bahwa kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines 302 memiliki kesamaan dengan Lion Air JT610.

Software yang terpasang di pesawat Boeing 737 Max 8 kini menjadi sorotan. Sebab, perangkat lunak itulah yang ditengarai menjadi biang keroknya.

BACA JUGA: Kisah - Kisah Pilu Korban Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines ET 302

''Sejauh ini ada persamaan yang sangat jelas antara dua kecelakaan tersebut dan itu akan menjadi subjek penelitian lanjutan dalam penyelidikan,'' ujar Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges, Minggu (17/3).

Reuters menyatakan bahwa persamaan itu didapat dari data satelit dan bukti-bukti di lokasi kecelakaan. Dasar lainnya adalah analisis awal kotak hitam pesawat yang jatuh pada 10 Maret lalu itu. Penyidik menemukan potongan stabilizer di reruntuhan Ethiopian Airlines yang posisinya tidak biasa. Hal itu serupa dengan yang ditemukan di Lion Air.

BACA JUGA: Ditjen Udara Bakal Kirimkan Tim ke Ethiopia

Sesaat sebelum jatuh, pilot Ethiopian Airlines melakukan panggilan darurat dan melaporkan adanya masalah kontrol internal. Dia minta balik ke bandara dan diizinkan. Pilot Lion Air yang jatuh pada 29 Oktober 2018 melakukan hal serupa. Yakni, minta balik ke bandara sesaat setelah lepas landas.

Ethiopian Airlines 302 terbang dengan kecepatan tinggi setelah take off. Itu juga merupakan hal yang tidak biasa. Suara dari kokpit meminta izin untuk terbang di ketinggian 14 ribu kaki di atas permukaan laut sebelum si pilot minta kembali ke bandara. Pesawat hilang dari radar di ketinggian 10.800 kaki di atas permukaan laut.

BACA JUGA: Mulai Hari ini, Ditjen Udara Larang Terbang Pesawat Boeing 737 Max 8

Kesamaan kecelakaan tersebut juga membuat otoritas penerbangan AS (FAA) disorot. Sebab, pada saat beberapa negara mengandangkan Boeing 737 Max 8, FAA justru menyatakan bahwa pesawat tersebut aman dan layak terbang.

CEO Boeing Dennis Muilenburg kembali menegaskan bahwa perusahaannya mendukung penuh penyelidikan.

Sementara itu, upacara penghormatan terhadap para korban dilangsungkan di Kenya dan Ethiopia. Ribuan orang menghadiri acara tersebut di Katedral Holy Trinity, Addis Ababa.

Beberapa peti mati kosong yang ditutupi bendera Ethiopia berada di hadapan para jemaat. Jenazah para korban memang belum dikembalikan. Identifikasi masih berlangsung. Sangat mungkin dibutuhkan waktu yang lama karena jasad para korban tidak utuh. (sha/c15/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 737 MAX 8


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler