Selain itu, faktor jalan yang licin dan lembab juga menjadi faktor lain terjadinya kecelakaan tunggal di wilayah itu. Sebagian besar kecelakaan yang terjadi adalah ban motor yang terpeleset, sehingga menyebabkan keseimbangan goyah.
Berdasarkan data yang diperoleh Radarmas, sejak H-4 hingga Rabu (22/8) kemarin terjadi sekitar 14 kecelakaan tunggal sepeda motor. Tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan yang terjadi. Sebagian besar korban hanya mengalami luka ringan.
Salah satu petugas kesehatan di Pos Bayeman yang berasal dari Puskesmas Karangreja, Indri menuturkan,hingga saat ini kecelakaan roda dua masih mendominasi. "Korban yang masuk ke posko sebagian besar hanya mengalami luka ringan sehingga tidak memerlukan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit," ungkapnya.
Dia menuturkan jika kepadatan di daerah tersebut menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan tunggal tersebut. "Sebagian pengendara motor memilih tepi jalan untuk menyalip mobil-mobil yang terkena macet. Padahal tanah di daerah tersebut merupakan tanah gembur yang bisa membahayakan," pungkasnya.
Selain itu, dari pihak DKK Purbalingga, Umar yang saat itu sedang bertugas sebagai PPPK keliling menuturkan jika saat ini kebanyakan yang dirujuk adalah pasien-pasien yang kelelahan atau diare. "Untuk tahun ini jumlah korban kecelakaan memang relatif menurun. Namun untuk pasien tipus kerena kelelahan dan diare masih cukup banyak," jelasnya.
Dia juga memperkirakan jumlah pasien yang dirujuk baik ke Puskesmas maupun Rumah Sakit akan meningkat hingga Sabtu (25/8) mendatang. "Hal tersebut dikarenakan puncak arus balik yang diperkirakan terjadi antara tanggal 24-25 Agustus mendatang. Setelah lelah berlibur Lebaran bersama keluarga, sebagian besar pemudik biasanya tetap nekat untuk balik dengan alasan pekerjaan," jelasnya. (bay/bdg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanjakan Cibatok Telan Korban
Redaktur : Tim Redaksi