Kecerdasan Buatan Makin Canggih, Masyarakat Diminta Waspada 

Selasa, 12 Maret 2024 – 22:15 WIB
Kecerdasan buatan atau AI bisa disalahgunakan untuk membuat berita hoaks. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com - Koordinator Divisi Partnership Tular Nalar Mafindo mewanti-wanti masyarakat agar tidak tertipu teknologi Artificial Intelligence  (AI).

Kecerdasan buatan atau AI bisa disalahgunakan untuk membuat berita hoaks karena kecanggihannya.

BACA JUGA: Next Level AI Conference: Para Pelaku Bisnis Bicara Soal Pemanfaatan Kecerdasan Buatan

"Kita harus meningkatkan kewaspadaan untuk tidak mudah percaya dan mencari sumber yang valid terlebih du dahulu," tutur Koordinator Divisi Partnership Tular Nalar Mafindo Erie Heriyah dalam keterangannya, Selasa (12/3).

Dia mengatakan beragam berita hoaks sekarang sudah makin canggih, yang terbaru adalah penggunaan Artificial Intelligence atau AI. Teknologi tersebut memungkinkan orang lain bisa membuat atau menirukan wajah, bahkan suara yang bisa disalahgunakan.

BACA JUGA: Honorer Tendik Ajukan 3 Permintaan kepada DPRD & BKPSDM, Afirmasi PPPK 

"Karenanya, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi di media sosial, cek dahulu sebelum menyebarkannya,” terangnya.

Terlebih lagi, lanjut Erie, berita hoaks yang tersebar di internet seringkali mengandung judul yang mengarah provokasi. Sebab, masyarakat harus teliti juga tidak mudah terpancing.

BACA JUGA: Karier Mayor Teddy Ajudan Prabowo Menanjak, Kini Wadanyonif Para Raider

“Saat terpapar hoaks, otomatis akan membunuh kemampuan kita dalam bernalar dan itu berbahaya. Kita harus berhati-hati dan membentengi diri dengan sifat tidak mudah percaya,” tuturnya.

Erie juga menyebutkan hoaks dapat mengarah pada misinformasi, di mana kita menjadi pelaku penyebarannya karena ketidaktahuan bahwa berita tersebut  salah.

Ada juga yang tahu bahwa berita itu tidak benar akan tetapi tetap menyebarkannya, hal itu namanya disinformasi, sambungnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya, Normalasari, pada kegiatan Literasi Digital di Ballroom Hotel Hawaii, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (6/3), menyebutkan empat pilar literasi digital menjadi kunci mewujudkan masyarakat yang cerdas di ruang digital. 

"Masyarakat perlu paham literasi digital beserta empat pilarnya untuk dijadikan pedoman berinteraksi di dunia maya, " katanya. 

Senada itu, Hendra Surya selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Kota Palangka Raya turut menekankan pentingnya pilar etika digital dalam menggunakan media sosial. 

Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara multikultural, dan masyarakat harus bisa saling menghargai.

“Orang yang kritis tidak berpikir secara cepat dan gegabah, melainkan masih perlu banyak pertimbangan. Mereka juga lebih banyak mencari sumber untuk mendapatkan informasi yang objektif,” pungkasnya.(esy/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler