jpnn.com, SAMARINDA - Kecewa dengan keputusan Prabowo Subianto yang tidak memilihnya sebagai bakal cagub Kaltim, Yusran Aspar mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Sabtu (30/12), Bupati Penajam Paser Utara (PPU) itu memilih mundur dari ketua DPD Gerindra Kaltim.
BACA JUGA: Prabowo-Yenny Jajaki Peluang Berduet pada 2019?
Dia mengaku kecewa dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang lebih memilih Isran Noor sebagai cagub ketimbang dirinya.
Sehari sebelum Natal lalu, Prabowo memastikan bahwa partainya merekomendasikan Isran Noor dan Hadi Mulyadi sebagai cagub dan calon wakil gubernur (cawagub) di Pilgub Kaltim 2018.
BACA JUGA: Nama Anang Muncul Lagi untuk Dampingi Moreno di Pilgub Jatim
Keputusan mendukung kedua figur tersebut sudah final. Hal itu ditandai dengan deklarasi dukungan Isran-Hadi di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta pada Rabu (27/12).
Dengan demikian, pintu Partai Gerindra telah tertutup bagi Yusran Aspar. Hadir Prabowo Subianto dan Presiden PKS Sohibul Iman dalam acara tersebut. Selain Gerindra dan PKS, Isran-Hadi didukung Partai Amanat Nasional (PAN).
BACA JUGA: Ketua Dai Muda Minta Gerindra Tak Ragu Usung La Nyalla
Yusran mengaku, keputusannya memilih mundur dari ketua Gerindra Kaltim sudah bulat. Dia juga telah memikirkan secara matang.
“Saya kecewa. Lebih baik saya mengundurkan diri dari jabatan ketua dan secara keanggotaan,” katanya saat menghubungi Kaltim Post (Jawa Pos Group) melalui sambungan telepon tadi malam.
Langkah itu diambilnya agar tak muncul fitnah karena dirinya yang juga maju di Pilgub Kaltim. Dia khawatir dituding tidak mendukung langkah Isran yang menggunakan partainya.
“Meski berat, saya berpisah dengan Gerindra. Tapi, ini terjadi (pengunduran diri) karena dipaksa cerai,” tegas dia.
Dia mengungkapkan, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Sebab, Prabowo tidak pernah memanggilnya tentang pencalonan Isran. Malah, menurut dia, langkah ini sepihak.
“Kalau memang ada kepentingan yang lebih besar mestinya dijelaskan. Tentu saja saya legawa dan merasa terhormat. Kalau begini, saya dianggap sebelah mata,” urai dia.
Keluar dari partai berlambang kepala garuda itu, tak menyurutkan langkahnya untuk mencari tiket menuju KT 1. Dia menyebut, dirinya telah masuk dalam radar Golkar dan PDI Perjuangan.
Upaya melobi DPP kedua partai itu juga sudah dilakukannya. “Saat ini, saya tinggal menunggu takdir. Jangan katakan saya pasrah. Saya sudah berusaha maksimal,” beber dia.
Yusran telah memimpin Gerindra Kaltim sejak Juli 2016 lalu. Cita-citanya menjadi gubernur sudah dimulainya saat baru menjabat sebagai ketua Gerindra Kaltim. Setahun belakangan, dia gencar sosialisasi ke berbagai daerah.
Kepada media ini, dia sempat memamerkan buku laporan kegiatan Gerindra Kaltim setahun belakangan. Dia juga kerap sosialisasi ke seluruh daerah di Benua Etam dengan dihadiri banyak massa.
Namun, langkahnya harus kandas ketika Isran tiba-tiba menyalipnya di DPP jelang pendaftaran cagub dan cawagub di Komisi Pemilihan Umum pada 8 Januari 2018 mendatang.
Sementara itu, Sekretaris DPD Gerindra Kaltim Sutrisno Toha membenarkan, Yusran Aspar mundur dari jabatan ketua Gerindra Kaltim. Menurut dia, bila memang ada masalah, tentu harus segera diatasi.
Sutrisno mengaku belum mengetahui apakah Yusran sudah bersurat resmi ke DPP Gerindra.
“Yang pasti, saya mendapat kabar melalui WhatsApp dari teman,” katanya. Apakah akan ada penunjukan plt ketua, dia menyebut, belum ada pembicaraan ke arah itu. (*/hdd/rom/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilpres 2019, Begini Persepsi Masyarakat ke Jokowi-JK
Redaktur & Reporter : Soetomo