Kecurigaan Fahri Hamzah soal Lembaga Survei Unggulkan Jokowi

Kamis, 04 April 2019 – 18:55 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menduga lembaga-lembaga survei melakukan framing dengan selalu menempatkan Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurutnya, lembaga-lembaga survei dibayar bukan untuk mencari fakta, melainkan memosisikan elektabilitas duet yang beken dengan sebutan Jokowi - Ma’ruf itu di atas Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno.

"Ya memang tugas mereka framing, bukan mencari fakta. Dibayar untuk framing, bukan mencari fakta," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4).

BACA JUGA: Survei Charta Politika: Peringkat Ketum Parpol Paling Disukai Publik, Wouw!

Baca juga: Fahri Sebut Elektabilitas Jokowi Berantakan Usai OTT Bowo Golkar

Mantan wakil sekretaris jenderal PKS itu menambahkan, jika survei untuk mencari tahu fakta yang terjadi di masyarakat, tentu tidak akan dipublikasikan. Sebab, hasil survei akan digunakan oleh klien untuk dasar pengambilan keputusan.

BACA JUGA: DPRD Kota Batam Endus Camat dan Lurah Tidak Netral

Sementara saat ini, katanya, hasil survei justru dipublikasikan, bahkan dipakai untuk menyerang kelompok lain. "Seperti yang saya dengar pemilih FPI telah beralih kepada Jokowi, kan lucu," ulasnya.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: 47,6 Persen Anggota FPI Pilih Jokowi – Ma’ruf

BACA JUGA: Jokowi: Di Sini Menang 80 Persen, Setuju?

Karena itu Fahri mengharapkan penyelenggara survei berpegang pada etika dan hukum, termasuk mengumumkan donaturnya. "Kalau dia konsultan, ya sudah, dia akan membuat frame," ujar politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Menurut Fahri, sekarang ini ada peralihan besar di arus bawah dari pendukung Jokowi ke Prabowo. Hanya saja, katanya, peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat itu tidak bisa ditangkap oleh lembaga survei.

"Apalagi maksud lembaga survei untuk framing, maka dinamikanya tidak tertangkap," katanya.

Fahri lantas mencontohkan survei elektabilitas calon pada Pilkada DKI. Menurutnya, lembaga survei pun tak bisa menangkap dinamika yang terjadi di masyarakat.

"Penduduk DKI cuma 3-4 persen dari penduduk Indonesia, tidak bisa ditangkap (dinamikanya), apalagi mau menangkap gejala 260 juta rakyat Indonesia," kata Fahri.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Mau Terlena, Ajak Wong Jowo di Banten Menangkan Jokowi - Maruf


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler