jpnn.com - BANYUWANGI - Mahalnya harga kedelai berdampak terhadap produksi tahu di Kabupaten Banyuwangi. Dua hari terakhir ini tahu menghilang di pasaran. Para pedagang tahu di pasar tradisional tidak mendapat pasokan.
Kelangkaan itu disebabkan aksi mogok produksi para pengusaha tahu yang bergabung dalam Asosiasi Tahu dan Tempe Kabupaten Banyuwangi. "Yang membuat tahu tidak ada. Jadi, kita tidak mendapat pasokan," ungkap Yuli Astuti, salah seorang pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional Banyuwangi, Sabtu (31/8).
BACA JUGA: Lokalisasi Ditutup, HIV/AIDS Menyebar
Yuli mengatakan bahwa para pedagang tidak mendapat pasokan tahu sejak Jumat lalu (30/8). Alhasil, selama dua hari dia dan para pedagang yang lain tidak dapat melayani pelanggan. "Saya hanya bisa menjual tempe. Tidak punya stok tahu," terang pedagang asal Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi, itu.
Menurut dia, pengusaha tahu melakukan mogok produksi karena harga kedelai meroket. Menurut informasi, kata dia, pabrik tahu akan produksi lagi bila pemerintah mau menjaga atau mempertahankan harga kedelai. "Harga tahu tidak naik. Tetapi, harga kedelai terus melonjak," ujarnya.
BACA JUGA: LKS Ajak Siswa Bahas Perselingkuhan
Pantauan di sejumlah pasar tradisional Banyuwangi menyebutkan, hampir semua pedagang tahu tidak berjualan. Tapi, pukul 12.00 kemarin sejumlah kecil pedagang menjual tahu setelah mendapat pasokan. "Saya baru dapat (suplai tahu). Ini dari Wongsorejo," ujar seorang pedagang tahu yang mengaku bernama Aan. (abi/jpnn)
BACA JUGA: Dihantam Ponton, Jembatan Kapuas Retak
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Buruk, Nelayan Tak Melaut
Redaktur : Tim Redaksi