SUKABUMI--Melonjaknya harga kedelai di pasaran hingga mencapai Rp 8.700 membuat pemerintah kerja ektra. Kemarin, Kepala Disperindag Provinsi Jabar Ferry Sofwan Arif bakal menyiapkan program atau langkah alternatif untuk menstabilkan harga kedelai.
Dia mengaku meski harga kedelai tidak bisa dipastikan turun, namun dengan pengajuan untuk mencabut bea masuk sebesar 5 persen para pengusaha kedelai bisa sedikit merasakan angin segar, sebab setidaknya dengan pengurangan bea masuk akan mengurangi harga dari kedelai.
"Kami mengajukan pencabutan bea masuk kepada kementrian perdagangan," ujar Ferry ditemui saat sidak bersama Anggota Komisi B DPRD Jabar dan tim PK Diskoperindag Kabupaten Sukabumi di Pasar Sukaraja kemarin.
Selain itu, Ferry menambahkan pihaknya juga meminta kepada pemerintah pusat untuk menaikan APBD pertanian sekitar 10 persen bagi wilayah Jawa Barat (Jabar) dari yang sebelumnya sekitar tujuh persen. Hal ini dinilainya belum mencukupi, namun dengan kenaikan dana APBD untuk pertanian tersebut diharapkan menjadi solusi atas keterpurukan di sektor pertanian.
"Kami melakukan pertemuan dengan pengurus Kopti se-Jabar, untuk memberikan pengetahuan central-central kedelai, agar daya pembelian kedelai sendiri bisa lebih murah. Sebab sejauh ini para pengusaha kedelai suka membeli kepada pengecer, hal ini yang menjadikan harganya sedikit mahal, karena dari jatuh ke beberapa tangan," tambahnya.
Sementara, Anggota Komisi B DPRD Jabar Eka Hardiana menuturkan, pihaknya menghimbau agar pengrajin tahun tempe tidak melakukan mogok secara berkelanjutan. Sebab hal tersebut akan berdampak pada konsumen yang kurang mampu.
"Nanti kalau para pengusaha tahu dan tempe berhenti, bagaimana nasib masyarakat yang kurang mampu, yang hanya bisa membeli tahu dan tempe. Saya himbau kalau pun mau libur, ya satu hari saja, jangan sampai panjang," katanya.
Untuk kebutuhan kedelai Jawa Barat yang mencapai 20.000 ton perbulannya, dirinya mengharapkan adanya kerjasama yang berkesinambungan dengan dinas pertanian dan kehutanan untuk membentuk swadaya kedelai yang berkelanjutan di Jabar. Soalnya dengan hal tersebut bisa mengurangi dampak kenaikan kedelai, sehingga swasembada kedelai di Jabar bisa terlaksana.
"Ini butuh kerjasama antar lini di pemerintahan, dengan membuat swadaya kedelai akan tercipta swasembada kedelai," papar Eka.
Sementara itu, saat sidak berlangsung, mereka memonitor harga sembako yang berangsur-angsur turun. Mulai dari harga daging sapi saat menjelang ramadan Rp 90 ribu perkilonya sekarang hanya mencapai Rp 75 ribu perkilonya, hal tersebut juga disusul dengan turunya harga daging ayam sebelumnya Rp 32 ribu perkilo sekarang berkisar Rp 27 ribu perkilo. Sedangkan untuk bahan makanan pokok lainnya masih stabil. (cr6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buron Kejati Kalsel Ditangkap di Malang
Redaktur : Tim Redaksi