jpnn.com, JAKARTA - Nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono belakangan ini ramai disebut-sebut dalam pemberitaan.
Bahkan, seperti gong yang baru ditabuh langsung menggema di seantero Tanah Air.
BACA JUGA: Rumah Pak Moeldoko Dipenuhi Karangan Bunga, Baca Nih Isi Pesannya
Sebab, AHY panggilan akrab Agus Harimurti Yudhoyono beberapa waktu lalu melakukan konferensi pers dengan menyebut ada yang hendak mengudeta dirinya.
Belakangan elite Partai Demokrat mengaitkan rumor itu dengan nama Moeldoko.
BACA JUGA: Banyak Karangan Bunga Terbalik di Kediaman Moeldoko, Begini Penjelasan Penjaga Rumah
Moeldoko disebut berencana mengudeta AHY dari kursi Ketua Umum DPP Partai Demokrat bersama sejumlah kader Demokrat lain.
Bantahan Moeldoko
BACA JUGA: Tembakan Meriam dari KRI Hasan Basri Hancurkan Kapal Selam Musuh
Moeldoko menilai tuduhan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai guyon belaka.
Kala itu, AHY menyebut ada orang di lingkaran Istana ikut dalam gerakan politik menggoyang kepemimpinan di partai berlambang mercy itu.
Sejumlah politikus Demokrat bahkan terang-terangan menuding Moeldoko terlibat di dalamnya.
Moeldoko menganggap hal tersebut tak masuk akal.
"Itu menurut saya sih kayaknya ini kayak dagelan saja gitu. Lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta, lah kudeta apaan yang dikudeta?" kata Moeldoko saat menggelar konferensi pers di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2).
Pria kelahiran Kediri 8 Juli 1957 itu mengatakan, andai pun dia punya angkatan bersenjata dan masih menjabat sebagai Panglima TNI yang kemudian ingin jadi Ketua Demokrat, hal itu tetap mustahil.
Di tengah riuhnya bola panas itu dituduhkan kepada Moeldoko, fenomena lain muncul di kediaman rumah Moeldoko.
Sebab, karangan bunga membanjiri kediaman KSP tersebut, tepatnya di Jalan Terusan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.
Adapun, puluhan karangan yang ditujukan kepada Moeldoko itu diberikan dari berbagai kalangan, baik relawan maupun masyarakat umum.
Bahkan pesan dukungan kepada Moeldoko pun datang dari warga Indonesia yang dilaporkan tinggal di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Kiriman karangan bunga tersebut pun sebagai bentuk dukungan serta penyemangat untuk Moeldoko yang dalam beberapa hari belakangan ini namanya tengah ramai diperbincangkan.
Salah satunya dikirim dari koperasi kelompok pemuda tani, sukarelawan, pengusaha, dan masyarakat umum.
Secara umum, pesan dalam karangan bunga berisi dukungan moril dan penyemangat kepada Moeldoko yang belakangan dikaitkan dengan upaya kudeta di Partai Demokrat.
"Maju terus Pak Moeldoko, salah satu putra terbaik bangsa," bunyi salah satu pesan dalam karangan bunga yang dikirimkan ke rumah Moeldoko.
"Maju terus, pantang mundur," tulis pernyataan lain dalam bunga.
Karangan Bunga Terbalik
Pantauan reporter JPNN.com pada Jumat (12/2) di kediaman mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko tampak karangan bunga berjejer terbalik membelakangi jalan raya.
Menurut pengakuan penjaga rumah Moeldoko dirinya tidak mengetahui siapa yang mengirim karangan bunga tersebut.
Saat ditanya mengenai respons Moeldoko perihal karangan bunga tersebut, dia juga tidak mau berkomentar.
Sebab, kata dia setiap barang yang dikirim ke kediaman Moeldoko, ada petugas khusus yang menerimanya.
Dia menyebut, karangan bunga tersebut dikirim pada Selasa (9/2). Namun, perihal karangan bunga berjejer terbalik, baru pada Jumat (11/2).
Pengakuan Warga
Saturi, warga sekitar mengatakan karangan bunga tersebut dikirim dalam pekan ini.
Dia juga memperkirakan, jumlah karangan bunga itu sebanyak 30.
Dia sendiri mengaku warga yang sering membantu merapikan karangan bunga tersebut saat tiba di kediaman Moeldoko.
Merespons hal itu, mantan Politikus Demokrat Roy Suryo berharap mereka yang mengirimkan bunga membayar bunga yang dikirimkan ke kediaman Moledoko tersebut.
"Saya berharap saja semoga para tukang bunganya benar-benar dibayar," ungkap Roy kepada JPNN.com, Sabtu (13/2) malam.
Menurut mantan Menpora itu, di era pandemi banyak oknum yang memesan bunga ke tukang bunga tetapi tidak membayarnya.
"Kasihan saja, rakyat kecil di era pandemi sekarang ini menjadi korban (tukang bunga, red) dari ulah orang yang tidak bertanggung jawab (tidak membayar, red)," sindir Roy.(cr3/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama