Keepfix Bertahan di Tengah Memudarnya Pamor Fixie

Minggu, 25 Mei 2014 – 12:31 WIB
TANTANGAN BARU: Anggota komunitas Keepfix foto bersama setelah mencoba lintasan velodrom di Kota Malang. Mereka berkesempatan mencoba lintasan tersebut setelah mendapat undangan dari komunitas fixie di Malang. Foto: Keepfix for Jawa Pos

jpnn.com - CITRA sepeda fixie di Indonesia saat booming 2010 lalu jauh berbeda dengan sejarah lahirnya sepeda single speed itu. Di Amerika fixie sangat lekat dengan profesi kurir yang ditekuni anak-anak muda. Sedangkan di negeri kita, fixie ”meledak” sebagai bagian dari gaya hidup sesaat mayoritas remaja.

Fixie di negara-negara Barat pun mampu berkembang sebagai sepeda komuter yang fashionable. Suhu yang cenderung dingin dan jalanan mulus yang bebas debu membuat sepeda tersebut asyik digunakan, sekalipun dengan busana formal. Sebagian penganut chic style (berpenampilan cantik saat bersepeda) juga memanfaatkan fixie ketika mejeng di area publik.

BACA JUGA: Red Wine Cegah Pertumbuhan Bakteri Perusak Gigi

Di Indonesia, termasuk Surabaya, sungguh tidak nyaman memanfaatkan fixie sebagai sarana komuter. Cuacanya panas, banyak jalan tidak rata, bahkan rata-rata berdebu. Kalau untuk olahraga, jenis sepeda lain (seperti MTB dan road bike) jauh lebih nyaman. Karena itulah, fixie perlahan mulai ditinggalkan.

Komunitas Keepfix termasuk salah satu penggemar fixie yang mampu bertahan di Surabaya. Dibentuk pada 2011, jumlah anggotanya kini mencapai 60 orang. Adi Nugroho, pencetus komunitas itu, mengatakan bahwa Keepfix berasal dari sisa-sisa komunitas yang dulu dan yang masih cinta fixie. ”Makanya, nama komunitas kami Keepfix,” ujarnya.

BACA JUGA: Tanggap Saat Anak Tersedak

Dia menjelaskan, komunikasi adalah hal yang penting untuk menjaga agar kelompok mereka tetap akrab. Komunitas itu kerap melakukan kegiatan berkeliling Kota Surabaya. ’’Kami kumpul tiap Jumat malam dan Minggu pagi,’’ ujarnya.

Adi mengungkapkan, bersepeda malam di Surabaya tidak susah. Apalagi selalu dilakukan Jumat. ’’Di Surabaya Jumat malam itu identik dengan malam komunitas. Jadi, ketika gowestidak adamasalah,” katanya.

BACA JUGA: Menopause Bukan Momok

Aktivitas mereka tidak melulu bersepeda. Keepfix juga pernah berkampanye keselamatan di jalan. Mereka membawa poster berisi imbauan disiplin menggunakan helm, memasang lampu untuk berkendara malam, berbagi lajur, bahkan peduli dengan sistem pengereman yang benar.

Mereka juga menjalin hubungan baik dengan komunitas sepeda fix gear di luar kota, bahkan negara tetangga. Misalnya, tahun lalu, ketika Keepfix menjadi peserta Singapore Cycling Festival. Dari acara itu, mereka mengenal komunitas Dayak Nation Fixed (DNF) dan akhirnya saling mengundang untuk bersepeda bersama. ”Bulan lalu DNF sambang ke Surabaya dan kita gowes bareng,” ujarnya.

Rencananya pertengahan tahun ini Keepfix bersama DNF mengadakan gowes dari Johor–Singapura. April lalu komunitas asal Kota Malang juga mengundang mereka untuk gowes di jalur velodrom. Bagi mereka, itu adalah baru. ”Velodrom hanya ada di Jakarta dan Malang. Jadi, ketika ada undangan, kami tidak menyia-yiakan hal itu,” papar Adi. (cik/c10/fat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Obat Kolesterol Bisa Bikin Lemas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler