Kehadiran SWF jadi Angin Segar Bagi BUMN Karya

Senin, 08 Maret 2021 – 18:40 WIB
Ilustrasi pembangunan infrastruktur. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) menjadi angin segar bagi perusahaan pelat merah dalam pembangunan.

Direktur Keuangan PT Jasa Marga Donny Arsal mengatakan, SWF setidaknya memiliki empat manfaat.

BACA JUGA: Menteri BUMN Harap Holding Ultra Mikro Rampung Kuartal III Tahun Ini

Pertama, meningkat likuiditas perusahaan karena adanya aliran dana masuk. Kedua, alternatif pendanaan dari sisi ekuitas.

"Manfaat ketiga adalah untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga," ujar Donny webinar bertajuk 'Siapkah BUMN Infrastruktur Optimalkan Dana LPI' yang diselenggarakan Forum Wartawan BUMN, Senin (8/3).

BACA JUGA: Akhiri Hubungan dengan Felicia, Kaesang Pangarep: Aku Dimaki-maki

Poin keempat, lanjut Donny, dengan adanya asset recycling akan meningkat kinerja karena penjualannya dilakukan di atas nilai buku.

Jasa Marga kata Donny, sebenarnya memiliki 21 aset yang siap menampung dana dari LPI ini. Dari 21 aset, sebanyak 18 masuk dalam tahapan brown field.

BACA JUGA: Dicap Sebagai Pelakor Senior, Mayangsari Menanggapi Begini

Sedangkan, Direktur Keuangan PT Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan kehadiran LPI akan membantu BUMN pengembang infrastruktur dalam melakukan divestasi.

Hal karena LPI berperan sebagai investor yang akan mengambil alih proyek investasi yang telah beroperasi seperti jalan tol, bandara, dan Pelabuhan yang saat ini dimiliki oleh BUMN.

"Dengan begitu BUMN akan Kembali memiliki kapasitas baru khususnya keuangan untuk mendanai pembangunan proyek infrastruktur lainnya," tutur Taufik.

Adapun bentuk kerja sama yang diharapkan dari LPI adalah dalam bentuk pelepasan saham jalan tol yang saat ini dimiliki oleh anak usaha Waskita yaitu PT Waskita Toll Road.

Saat ini Waskita mempunyai kepemilikan pada 17 ruas di Pulau Jawa dan Sumatera dimana 12 telah beroperasi, baik secara penuh maupun parsial.

Sejak akhir tahun lalu, manajemen Waskita telah melakukan diskusi intensif secara informal dengan tim dari INA.

"Dengan telah dilantiknya pengurus dari INA, Waskita berharap proses tersebut dapat segera berlanjut ke tahap berikutnya dan transaksi divestasi beberapa ruas tol kepada INA dapat terlaksana paling lambat Semester 2 tahun ini," ucap Taufik.

Taufik menyampaikan skema divestasi yang diharapkan adalah skema jual beli tunai. Selain itu, lanjut Taufik, saat ini pemerintah sedang fokus untuk meningkatkan pembangunan bendungan dan infrastruktur air di Indonesia.

Sementara, PT Hutama Karya (Persero) juga menyambut positif pembentukan LPI yang memiliki kapasitas keuangan yang besar sehingga dapat menjadi salah satu alternatif solusi pembiayaan dalam menyelesaikan penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Plt EVP of Corporate Secretary Hutama Karya Tjahjo Purnomo berharap kehadiran LPI akan meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia khususnya di Pulau Sumatera.

"Hutama Karya telah mengoperasikan dua ruas tol di Jakarta dan tujuh ruas tol di Pulau Sumatera dengan tingkat IRR yang positif serta lalu lintas harian yang baik sehingga menjadikan aset konsesi tol cukup menarik untuk ditawarkan kepada LPI," ujar Tjahjo.

Tjahjo mengatakan Hutama Karya siap untuk menawarkan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang dikelola kepada LPI.

Kata Tjahjo, skema yang ditawarkan dalam bentuk divestasi atau pengalihan konsesi untuk jangka waktu tertentu.

"Dana yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk membangun ruas tol baru di Sumatera," ungkap Tjahjo.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Percepat Pembangunan Infrastruktur Transportasi, SWF jadi Alternatif Pendanaan di Luar APBN


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler