jpnn.com - Musik punya peran besar dalam kehidupan Dolores O’Riordan. Dia berkenalan dengan melodi pada usia balita.
”Aku bernyanyi sejak usia 5 tahun. Saat berusia 12, aku menulis laguku sendiri. Jadi, yeah, musik adalah bagian dari aku,” paparnya kepada Irish News.
BACA JUGA: Trauma Masa Kecil dan Depresi Dolores ORiordan
Dia menjelaskan, dirinya tumbuh dalam keluarga yang sangat religius. ”Pernah, suatu waktu, ibuku berharap aku jadi seorang biarawati,” imbuhnya.
Sayang, masa kecilnya tidak berjalan mulus. Meski besar dalam keluarga yang harmonis, O’Riordan punya masa lalu kelam. Gara-garanya, dia mengalami kekerasan seksual di kawasan dekat rumahnya.
BACA JUGA: Sempat Bercanda Beberapa Jam sebelum Tinggalkan Dunia
Dalam wawancara dengan Irish Independent pada 2013, dia menceritakan, tragedi itu berlangsung ketika dirinya berusia 8–12 tahun.
Karena malu dan kecewa mendalam (apalagi pelakunya merupakan orang yang dipercaya), kasus itu tak pernah diungkap kepada keluarga. Termasuk kepada sang ayah, Terence.
BACA JUGA: Kisah Kelam di Balik Lagu Terbaik Dolores ORiordan
”Ayahku mungkin bakal membunuhnya seandainya kondisi fisiknya tidak terganggu,” tegasnya sebagaimana dikutip RSVP.
O’Riordan membutuhkan bertahun-tahun konseling hingga akhirnya berani menceritakan kisah kelam yang membekaskan trauma tersebut.
Bayang-bayang masa lalu membuat fase remaja hingga dewasa O’Riordan diwarnai kecanduan alkohol dan anoreksia. Hal itu bertambah parah setelah ayahnya meninggal pada 2011 dan perceraiannya dengan Don Burton pada 2014.
Setelah bercerai, Taylor Baxter, 20; Molly Leigh, 16; dan Dakota Rain, 14, tinggal bersama Burton di Kanada.
O’Riordan memilih kembali ke kampung halamannya di Irlandia. Di tengah tekanan itu, peran sebagai ibu membuatnya tetap tegar.
”Aku berusaha membuat diriku overdosis tahun lalu (2013, Red). Namun, kurasa, aku ditakdirkan untuk di sini bersama anak-anakku,” ucapnya.
Di tengah karirnya sebagai musisi, O’Riordan tetaplah ibu yang mencintai ketiga anaknya, plus Donny, putra Burton dari pernikahan pertamanya.
Kehamilan dan kelahiran anak-anaknya dinilai sebagai penyelamat dari masa kegelapan. Ketika mengandung putra pertama, dia mengaku dalam kondisi depresi. Namun, hal itu berangsur berubah.
”Saat pertama merasakan keberadaan si bayi di perut, aku merasa tersentuh sekali,” jelas O’Riordan.
Dia menciptakan lagu Dying in the Sun, lagu untuk Taylor yang dirilis dalam album Bury the Hatchet. ”Nggak peduli apa pun yang terjadi, aku selalu tersenyum ketika memikirkannya,” imbuhnya sebagaimana dikutip Telegraph.
Dia juga sering membagikan cerita tentang anaknya di Facebook. Termasuk menceritakan kegemaran berkuda putri bungsunya. ”Dia benar-benar turunan ayahnya. Beruntung kami bisa pindah ke rumah yang lebih luas di Kanada,” kata O’Riordan. (Huffington Post/Heavy/fam/c16/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ariel Noah Merasa Kehilangan Sosok Dolores ORiordan
Redaktur & Reporter : Adil