Kehumasan Pemerintah pun Dituntut Berubah di Era Digital

Kamis, 15 Maret 2018 – 15:15 WIB
Siti Nurbaya. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, SIDOARJO - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur di bawah kepemimpinan Nandang Prihadi, menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik yang dilaksanakan selama dua hari di Sidoarjo, 13-14 Maret 2018.

Kegiatan ini diikuti oleh para pejabat eselon tiga dan 4 serta staf. Acara ini dilatarbelakangi tuntutan kehumasan pemerintah untuk berubah.

BACA JUGA: Menteri Siti: Ayo Lanjutkan Semangat Pahlawan Rimbawan!

Seiring dengan perkembangan global, media massa telah bertransformasi dari konvensional menjadi digital. Televisi, koran dan radio sudah tidak menjadi sumber informasi utama, orang sudah beralih kepada internet yang terbukti lebih update, cepat, dan praktis. Hampir 132,7 juta penduduk Indonesia aktif menggunakan internet, dan 106 juta atau 40 persen di antaranya aktif di sosial media.

Pada berbagai kesempatan, dari sisi strategi humas dan kehumasan sering disampaikan bahwa setiap pegawai bisa berperan sebagai humas, apalagi pegawai balai yang berada di lapangan adalah sumber informasi. Untuk itu diharapkan setiap pegawai membuat tulisan yang mengalir seperti membuat dongeng, dengan mengangkat sisi yang berbeda dari umum.

BACA JUGA: Bersandar di Papua, Kapal Greenpeace Dukung Hutan Adat

Seiring dengan rencana pertemuan IMF yang memilih tempat di Jawa Timur pada bulan Oktober nanti, strategi humas adalah dengan membanjiri media dengan informasi seputar pariwisata alam, khususnya sekitar Banyuwangi seperti keindahan alam dan keunikan tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo.

Di Jawa Timur terdapat beberapa taman nasional dan taman wisata alam yang menjadi destinasi wisata nasional bahkan internasional, seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Taman Wisata Alam Ijen.

BACA JUGA: Perhutanan Sosial, Forest for People

Nandang melihat banyak potensi-potensi yang dimiliki BBKSDA Jatim, seperti pegawai, kawasan konservasi, peredaran satwa liar, role model hingga mitra. Nandang berharap semua itu bisa dipublikasikan dalam bentuk tulisan, buku, penelitian ataupun publikasi kreatif lewat media sosial.

Jika ada isu sensitif yang beredar, menurut Nandang perlu ditanggapi. Namun demikian isu-isu yang bersifat negatif bisa diimbangi dengan isu-isu yang bersifat positif. Untuk menangkal isu-isu negatif dapat menggunakan website dan media sosial yang ada, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube.

“Saya wajibkan pegawai BBKSDA Jatim untuk berteman dengan media sosial milik kantor, termasuk Whatsapp,” ujar Nandang.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sering mengatakan bahwa 'semua pegawai menjadi humas dari Kementerian LHK sekaligus menjadi pasukan media sosial untuk membangun optimisme publik, dan komunikasi dengan masyarakat'. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manggala Agni Siap Meniadakan Api yang Membakar Hutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK  

Terpopuler