jpnn.com, PASURUAN - Prosesi pemakaman jenazah di Desa Klangrong, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (28/7) siang menyita perhatian.
Sebab yang menggotong jenazah menuju permakaman bukan kaum adam, tetapi ibu-ibu.
BACA JUGA: Uji Coba Berhasil, SD di Pasuruan Siap Melaksanakan PTM Terbatas
Aksi itu terekam dalam sebuah video yang kemudian beredar luas di media sosial.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, terlihat beberapa orang yang tengah mengantar jenazah menuju peristirahatan terakhir. Yang berbeda, orang yang memikul keranda jenazah itu ialah para perempuan.
BACA JUGA: Jumlah Siswa SMP di Pasuruan Berkurang, PTM Mendesak Dilakukan
Ada delapan ibu-ibu yang terlihat memikul keranda. Semuanya berkerudung.
Mereka tampak melintasi sebuah jalan desa. Diiringi sejumlah petakziah laki-laki.
BACA JUGA: Bupati Berencana Memasukkan Pelanggar Protokol Kesehatan ke Keranda dan Kamar Mayat, Serius?
Ada juga seorang lelaki yang berjalan di sisi kiri. Membawa payung yang diarahkan ke keranda.
Kepala Desa Klangrong Rosidi membenarkan kejadian dalam video itu direkam di desanya.
Dia menjelaskan, pemakaman jenazah itu dilakukan Rabu (28/7) siang. Para pemikul keranda jenazah memang semuanya perempuan.
Jenazah yang dimakamkan juga perempuan. “Memang saat itu ada salah satu warga kami meninggal, karena sakit,” kata Rosidi, seperti dilansir Radar Bromo, Kamis (29/7).
Rosidi menyebut, hal itu merupakan salah satu ikhtiar menolak bala yang dilakukan oleh warganya. Tidak ada maksud lain. tujuannya agar dijauhkan dari segala musibah.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena banyak orang yang meninggal dunia dalam waktu yang sangat berdekatan.
Para tetua desa meminta agar yang memikul keranda jenazah adalah warga perempuan.
“Di desa sedang banyak orang meninggal, kata orang tua, itu (ibu-ibu angkut jenazah) untuk syarat tolak bala,” ujar Rosidi.
Karena hanya sebagai syarat tolak bala, pemakaman seperti itu hanya sekali dilakukan. Sebelumnya, tidak pernah. Para pemikul eranda jenazah adalah laki-laki. Sebagaimana pada umumnya.
“Jadi hanya kemarin itu saja, sebagai syarat tolak bala,” kata Rosidi.
Dia mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir memang cukup banyak kasus kematian di desanya.
Sehari bisa ada dua hingga tiga orang yang meninggal dunia.
Jadi dalam seminggu bisa lebih dari enam warga kami yang meninggal.
"Mudah-mudahan dengan ikhtiar ini, semua dihindarkan dari wabah dan penyakit,” katanya. (tom/mie)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adek