JAKARTA - Kejaksaan Agung telah membentuk tim khusus untuk mengusut dugaan penggelapan aset Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi barang sitaan dalam kasus pembobolan BRI tahun 2004. Namun hingga saat ini, hasil kerja tim tersebut belum menunjukkan kemajuan berarti.
Wakil Jaksa Agung, Darmono mengatakan, pihaknya saat ini sedang memeriksa tim penyidik yang dulu mengusut kasus tersebut. Namun pemeriksaan itu hingga saat ini belum selesai. "Kalau ada hasilnya nanti akan kita umumkan," kata Darmono di Kejaksaan Agung, Senin (23/7).
Selain memeriksa tim penyidik dan jaksa, lanjut Darmono, tim juga telah memeriksa pengacara M Fajriska Mirza alias Boy. Ia adalah orang yang gencar menuduh Jaksa Agung Muda Pengawas, Marwan Effendy terlibat dalam dugaan penggelapan itu. "Sudah diperiksa, tapi hasilnya belum," kata Darmono lagi.
Sejumlah pegawai BRI pun, sebut Darmono, telah dimintai keterangan terkait hal tersebut. Termasuk klien, Boy, Hartono yang menjadi tersangka saat kasus korupsi BRI mencuat pada tahun 2003.
"Pokoknya sudah diperiksa orang-orang yang terkait itu. BRI-nya belum selesai diperiksa, pokoknya nanti kalau sudah ada hasil kami umumkan," tandas Darmono.
Seperti diketahui, kasus tersebut bermula ketika Boy di situs microblogging Twitter menuding Marwan menggelapkan uang yang merupakan barang bukti kasus korupsi Bank BRI senilai Rp500 miliar. Marwan saat itu menjabat Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi DKI.
Mantan Kepala Kejati Jawa Timur itu lantas melaporkan Boy ke Bareskrim Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik. Sedangkan Kejaksaan Agung menindaklanjuti tudingan itu dengan membentuk tim verifikasi untuk menelusuri dugaan penggelapan aset tersebut.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirjen Pastikan Dana Haji Aman
Redaktur : Tim Redaksi