JAKARTA - Guru Besar Manajemen Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ir Surna Tjahja Djajadiningrat MS mengingatkan Kejaksaan Agung untuk berhati-hati dalam menangani dugaan korupsi pada proyek bioremediasi PT Chevron Pacific Indonesia di Riau. Surna mengatakan, proyek bioremadiasi harus dilihat secara objektif.
Menurut Surna, perlu adanya penanganan yang mendalam dengan melibatkan saksi ahli yang kompeten dan mengerti tentang teknologi bioremediasi. Sebab, bioremadiasi tergolong teknologi baru dalam penanganan limbah.
“Saya sendiri meragukan, tidak percaya kalau perusahaan multinasional seperti Chevron membuat kejahatan yang bisa menghancurkan reputasi perusahaan. Ini masalah bagaimana menjaga citra perusahaan,” jelas Surna kepada wartawan, Rabu (2/5), di Jakarta.
Bahkan menurut Surna, kantor pusat Chevron bisa dimintai pertanggungjawaban untuk menjelaskan ke masyarakat mengenai penggunaan teknologi bioremediasi. “Itu teknologi canggih, masih baru. Sejauhmana Chevron sudah menggunakan teknologi bioremediasi, apakah sudah terbukti secara ilmiah dan praktek. Apakah secara keilmuan teknologi ini bisa dibuktikan kemampuannya. Saya yakin Chevron bisa menjelaskan dengan baik,” paparnya.
Menurutnya, hingga saat ini banyak mahasiswa ITB melakukan penelitian tentang penerapan bioremediasi untuk mengurai limbah. “Bagaimana kita bisa menggunakan biologi dengan memakai enzim dan bakteria untuk mengurangi limbah minyak mentah,” tuturnya.
Chevron, lanjutnya, tidak akan main-main dalam menerapkan teknologi ini. Sebab perusahaan sekelas Chevron bukan hanya menjaga citra perusahaan tapi juga moral perusahaan. “Kita boleh saja curiga namun perlu dibuktikan dengan menggunakan saksi ahli yang memiliki kemampuan pengertian teknologi yang tinggi,” tambah Naya menyarankan.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diseret Nazaruddin, Anas Tak Mau Diadili Lewat Opini
Redaktur : Tim Redaksi