jpnn.com, MEXICO CITY - Kejaksaan Agung Meksiko membuka kembali penyelidikan terhadap kasus hilangnya 43 aktivis mahasiswa pada 2014 silam. Penyelidikan ini akan menelusuri dugaan keterlibatan pejabat daerah dan aparat kepolisian.
Dalam pernyataan, pihak Kejaksaan Agung berjanji bakal mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan sehingga para pejabat bisa dimintai pertanggung jawaban atas cara mereka menangani kasus. Penyelidikan sebelumnya oleh pemerintah telah dianggap meragukan oleh masyarakat dan kerabat para korban.
BACA JUGA: Jumlah Pembunuhan di Meksiko Mencapai Rekor Baru, Mengerikan
Penculikan dan pembantaian massal terhadap para mahasiswa calon guru tersebut melibatkan polisi korup yang bekerja sama dengan salah satu kartel narkoba. Kasus ini sangat merusak citra presiden Meksiko kala itu, Enrique Pena Nieto.
Pekan lalu, pengganti Pena, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador memprotes pembebasan salah satu tersangka utama kasus tersebut. Hakim sebelumnya memerintahkan agar Gildardo Lopez Astudillo dibebaskan setelah sejumlah pejabat diketahui menyiksa dia dalam upaya mengumpulkan bukti.
BACA JUGA: Trump Ancam Luncurkan Perang Dagang dengan Meksiko
Astudillo adalah pemimpin geng penyelundup narkoba, yang dituding sebagai sosok yang memerintahkan pembunuhan para mahasiswa tersebut.
Dalam pernyataan, Kejaksaan Agung mengatakan kantor kejaksaan khusus akan menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan sehingga para pejabat bisa dimintai pertanggung jawaban atas cara mereka menangani kasus. Penyelidikan sebelumnya oleh pemerintah telah dianggap meragukan oleh masyarakat dan kerabat para korban. (ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Enggak Doyan Duit, Presiden Meksiko Potong Gajinya Sendiri
Redaktur & Reporter : Adil