Kejam! Bom Dilemparkan saat Anak-anak Keluar dari Pintu Gereja

Senin, 14 November 2016 – 00:25 WIB
Satu dari empat korban anak-anak akibat ledakan bom di depan Gereja Oikumene Minggu (13/11) pagi. Foto: Safri/Samarinda Pos/JPNN.com

jpnn.com - SAMARINDA – Di tengah situasi politik nasional yang hangat, teroris meledakkan bom Molotov di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11) sekitar pukul 10.00 Wita.

Saat itu, kidung baru saja selesai dilantunkan. Pendeta Elmun Rumahorbo memimpin puluhan jemaat gereja membacakan doa di akhir rangkaian ibadah.

BACA JUGA: Belasan Pohon Ambruk di Bandung, Tiga Angkot Remuk Tertimpa

Sejumlah anak pun mulai keluar dari pintu utama untuk bersiap pulang.

Tak berselang lama, seorang pria yang belakangan diketahui bernama Juhanda alias Jo (32) melemparkan sebuah benda yang diduga bom molotov ke sejumlah motor yang diparkir di depan gereja di RT 03, Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir tersebut.

BACA JUGA: Duh Banjir Lagi, Kulkas dan Mesin Cuci Warga Hanyut

Booom…boom..boom. Benda itu meledak sebanyak tiga kali. Doa belum usai dibacakan, para jemaat pun berhambur ke luar ruangan untuk melihat situasi.

Ternyata, empat bocah bernama Intan Olivia Banjarnahro (3), Anita Krsitobel Sitohang (2), Alvaro Orelius Kristan Sinaga (4) dan Triniti Hutahaya (3) tergeletak tak berdaya dengan kondisi luka bakar. Mereka langsung dievakuasi ke RSUD IA Moeis.

BACA JUGA: Tak Bisa Berenang Tapi Loncat di Sungai 2 Meter, Akhirnya..

Sementara itu, pelaku langsung melarikan diri ke pelabuhan PT Sumalindo Lestari Jaya Global.

Melihat aksinya, warga di sekitar lokasi kejadian langsung mengejar pria berperawakan ceking dan berambut gondrong itu.

Merasa terkepung, Jo langsung menceburkan diri ke Sungai Mahakam.

Upayanya melarikan diri akhirnya gagal. Dia diamankan aparat bersama warga bersama aparat saat berusaha menyeberangi sungai yang membelah Kota Tepian untuk melarikan diri.

“Dia ditangkap saat berenang hampir ke tengah sungai,” kata Samuel Tulung (47) salah seorang saksi mata.

Sementara itu, sejumlah relawan dan petugas pemadam kebakaran langsung ke lokasi kejadian untuk menjinakkan si jago merah akibat bom yang mulai membakar kendaraan.

Agar kobaran api tak merambah ke rumah ibadah tersebut, bagian depan bangunan gereja juga disiram.

Tak berselang lama, aparat dari Polresta Samarinda, anggota Brimob dari Detasemen B Pelopor serta jajaran Intel Kodim 0901/SMD pun langsung tiba di lokasi kejadian.

Puluhan warga yang sebelumnya memenuhi tempat kejadian diminta keluar untuk kepentingan penyelidikan.

Penyelidikan berjalan cepat. Dalam kurun waktu kurang dari tiga jam, petugas sudah berhasil memetakan jaringan kelompok yang diduga teroris tersebut.

Sekitar pukul 12.30 Wita, Unit Gegana Detasemen B Pelopor Polda Kaltim langsung menyisir bangunan di belakang Masjid Mujahidin.

Menggunakan metal detektor, petugas berusaha mencari barang bukti di ruangan yang digunakan Jo sebagai tempat tinggal sekitar 2 tahun terakhir.  

“Lebih dari dua tahun dia (Jo, Red) tinggal di belakang situ. Setahu saya pekerjaannya hanya mengurus keramba ikan,” kata salah seorang warga yang namanya enggan dikorankan.

Dari sana, beberapa barang bukti seperti buku dan beberapa benda lain diamankan.

Tak hanya itu, dua rekan Jo berinisial Gf dan salah seorang pria lain yang identitasnya belum diketahui, digelandang petugas.

Mereka pun langsung diamankan ke Mako Brimob di Jalan Sultan Hasanuddin, Samarinda Seberang untuk menjalani pemeriksaan awal.

Tak berselang lama, dua orang lainnya juga diamankan di lokasi yang sama.

Pria ini berinisial Sp dan salah seorang wanita yang diduga istrinya.

Menurut informasi yang diterima Samarinda Pos (Jawa Pos Group, keduanya juga diamankan petugas untuk dimintai keterangan.

Unit Gegana bergerak cepat menuju salah satu rumah di RT 29, Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir.

Lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari lokasi kejadian. Bangsalan di bantaran Sungai Mahakam tersebut merupakan rumah yang dihuni oleh Pr selama 20 tahun terakhir.

Pr sendiri diketahui sebagai guru atau orang yang dituakan dalam kelompok ini.

Tak heran jika beberapa barang bukti juga diamankan dari rumah pria yang berusia sekitar 50 tahun tersebut.

Dari rumah Pr, polisi akhirnya bergerak menurut Jalan Soekarno Hatta, Kilometer 2, Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir. Di lokasi ini, seorang pemuda berinisial Iw dan salah seorang rekannya diamankan anggota Unit Gegana.

Kemudian beranjak petang, petugas kembali mengamankan beberapa orang yang diduga masuk dalam jaringan ini di Jalan Gerbang Dayaku, Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara.

Kapolsekta Samarinda Seberang, Kompol Bergas Hartoko tak banyak memberikan keterangan mengenai kejadian tersebut.

Dia mengaku semua terduga pelaku pengeboman gereja tersebut masih dalam pemeriksaan.

“Masih dikembangkan,” kata Bergas ditemui di lokasi kejadian.

Agar kasus tersebut tidak berbias, dia mengaku akan kembali mengumpulkan sejumlah tokoh masyarakat dan agama di wilayah hukumnya.

Hal yang sama juga disampaikan Plt Camat Loa Janan Ilir, Nofiansyah.

Ditemui di sekitar lokasi kejadian, dia mengaku juga akan mengumpulkan seluruh pihak termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membahas masalah tersebut.

“Segera akan kami kumpulkan. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak LPM, kepolisian dan koramil,” kata Nofi.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin langsung menuju TKP. Didampingi Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Setyobudi Dwi Putro dan Wali Kota samarinda Syahrie Jaang, perwira tinggi bintang dua itu mengamati seluruh TKP termasuk memberi pengarahan kepada jajaranya.

"Ada satu yang sudah kami amankan dan masih dalam penyelidikan Densus 88. Saya belum bisa memberikan keterangan banyak, karena semua masih dalam penyelidikan," tutur Safaruddin singkat.(aya/oke/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kafe Dirazia, Beginian Adanya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler