Kejar Target Bebas Emisi, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan & Penyimpanan Karbon

Senin, 11 September 2023 – 19:58 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjadi keynote speaker pada acara International & Indonesia CCS FORUM 2023 yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/9). Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) untuk mendukung pemerintah dalam rangka mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) atau bebas emisi pada 2060.

Penerapan CCS/CCUS di Indonesia diyakini akan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

BACA JUGA: 2 Tahun jadi Subholding Upstream Pertamina, PHE Tembus Produksi 1 Juta Barel Oil Ekuivalen

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam acara International & Indonesia Carbon Capture and Storage (CCS) Forum 2023, Senin (11/9).

Acara yang mengangkat tema 'Pioneering the Energy Landscape Decarbonization Future: Harnessing the Power of CCS Globally for a Cleaner Future and Economic Growth' itu berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta.

BACA JUGA: Desa Energi Berdikari Pertamina Berdayakan Puluhan Difabel di Tanjung Karang Aceh Tamiang

Pada kesempatan ini, Pertamina juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah pihak terkait implementasi teknologi CCS/CCUS.

Antara lain PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan PT Pertamina Hulu Rokan, yang bekerjasama dengan Kementerian ESDM, Chevron, dan Mitsui.

Nicke menyampaikan melalui kegiatan CCUS, Pertamina akan memainkan perannya sebagai pemasok energi nasional yang berkelanjutan sekaligus memberikan solusi pengurangan karbon dan meningkatkan perekonomian serta multiplier effect lainnya.

“Pertamina siap dan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap upaya negara sebagaimana terangkum dalam Peta Jalan NZE kami," tegas Nicke.

Dia mengatakan peta jalan tersebut dilandasi tiga pilar strategis utama, yaitu dekarbonisasi pada aset yang ada, pengembangan bisnis energi ramah lingkungan, dan inisiatif negatif karbon, seperti CCUS & Nature-Based Solutions (NBS).

Menurut Nicke, peran aktif Pertamina dalam pelaksanaan operasi CCUS telah ditunjukkan dengan injeksi CO2 di lapangan Pertamina EP-Jatibarang, Jawa Barat.

Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang memanfaatkan CO2 untuk huff and puff telah memberikan dampak positif pada reservoir.

Selain itu, Pertamina juga akan melakukan kegiatan injeksi CO2 di Lapangan Sukowati, Jawa Timur untuk meningkatkan produksi minyak dan gas sekaligus berpotensi menyimpan CO2.

Pertamina, lanjut Nicke, secara aktif mendukung target penting pemerintah untuk menjadi salah satu pelaksana CCS Hub di kawasan ASEAN.

Misi Indonesia untuk mengembangkan CCS, kata Nicke, memiliki masa depan yang menjanjikan.

Hal itu mengingat sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, gas, dan batu bara, membuktikan adanya cekungan sedimen yang berpotensi cocok untuk penyimpanan CO2 di seluruh negeri.

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa terdapat potensi kapasitas penyimpanan hingga 400 gigaton (GT) di cekungan sedimen tersebut.

Posisi geografis Indonesia juga dipandang menguntungkan transportasi CO2 lintas batas negara sehingga mendukung pengembangan CCS Hub di kawasan Asia Pasifik.

Nicke juga mengatakan Pertamina siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dengan pengembangan CCS/CCUS.

“Jika diperlukan, kami juga siap terlibat aktif dalam peraturan dan kebijakan mendatang untuk menciptakan ekosistem CCS atau CCUS yang lebih komprehensif di Indonesia,” ujar Nicke.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang hadir secara daring menyampaikan saat ini teknologi CCS/CCUS sudah diterapkan oleh negara-negara dunia sebagai upaya menekan emisi.

Menurut Menko Luhut, pengembangan CCS hub di tanah air memiliki potensi besar, mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam.

Indonesia juga memiliki potensi penyimpanan hingga 400 gigaton.

”Melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan Asia Tenggara yang berkelanjutan,” jelas Luhut.

Luhut juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, termasuk penandatanganan MoU terkait pengembangan CCS/CCUS.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler