JAKARTA -- Di awal 2012 ini Mendagri Gamawan akan segera melakukan evaluasi terhadap program pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Guna mengejar target 172 juta e-KTP hingga akhir 2012, Gamawan akan membuat terobosan-terobosan.
Antara lain, bagi daerah yang perekaman e-KTP-nya sudah mencapai 90 persen, maka satu dari dua alat yang ada kecamatan, bisa dipinjamkan ke daerah lain yang akan melakukan program pembuatan e-KTP di tahun 2012 ini.
Terobosan lain, untuk kota-kota besar yang padat penduduknya, didorong agar mengadakan atau membeli peralatan pembuatan e-KTP, sehingga jumlah alatnya bertambah. "Karena toh nanti peralatan itu akan dipergunakan terus-menerus," ujar Gamawan Fauzi kepada wartawan di kantornya, Senin (2/1).
Dalam evaluasi nanti, juga akan dihitung kemampuan perekaman per harinya. "Jika pada 2012 harus direkam 110 juta e-KTP, dibagi 165 hari ketemunya berapa?" ujarnya.
Terkait dengan target, Gamawan optimis target 172 juta bakal tercapai. Perkiraannya, hingga akhir Desember 2011 sudah terekam 40 juta e-KTP. Menurutnya, 40 juta itu efektif digarap hanya dalam waktu dua bulan. Jika dalam dua bulan bisa 40 juta, Gamawan yakin, sisanya bisa kelar dalam 12 bulan ke depan.
"Saya optimis 172 juta tercapai hingga akhir tahun," cetusnya. Optimisme ini, lanjutnya, melihat fakta tinggi antusiasme warga dan petugas di lapangan.
Yang justru mencemaskan, kata Gamawan, adalah mengirim data rekaman ke pusat data. Misalnya, dalam sehari bisa terekam 400 ribu data, maka tidak bisa seluruhnya bisa terkirim ke pusat data dalam sehari itu. "Sisanya masih mandek di daerah, yang harus dicicil dikirim," terangnya.
Dia mengaku, pada wal-awalnya, tidak bisa tidur memikirkan proyek senilai Rp5,8 triliun ini. Gamawan khawatir, sistem tidak bisa jalan. "Saya jujur saja, saya sebulan tak bisa tidur. Deg-degan, takut sistem tak jalan. Karena sistem itu teknologi, karena tak jalan bagaimana. Setelah sistem jalan, saya lega," ujarnya.
Gamawan cerita, sering kali tengah malam menerima laporan ada masalah di lapangan. Begitu terima laporan, lanjutnya, dia langsung menelepon Plt Dirjen Administrasi Kependudukan, Irman. "Jam 12 malam pun saya telepon Pak Irman, saya minta cek. Kalau tak ada masalah lagi, baru bisa tidur. Itu pun minum obat tidur," ujar Gamawan. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpan & RB : Korpri Harus Jadi Motor Reformasi Birokrasi
Redaktur : Tim Redaksi