jpnn.com, SUMATERA UTARA - PT Agincourt Resources (PTAR) mendukung pemerintah mengejar target penurunan emisi gas rumah kaca sesuai dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Perjanjian Paris 2015.
Terbukti, pengelola Tambang Emas Martabe telah menyerap karbon hingga 19.939 ton CO2e dari penanaman pohon dan berhasil mengurangi emisi sebanyak 14.181 ton CO2 dari penggunaan listrik energi terbarukan.
BACA JUGA: Sepanjang 2022, Agincourt Resources Bukukan Pendapatan USD516,17 Juta
General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, mengatakan PTAR sudah dan akan terus menjalankan berbagai strategi demi mengejar dekarbonisasi industri untuk turut mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Sesuai Enhanced NDC, target penurunan emisi GRK Indonesia sebesar 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,2% dengan dukungan internasional.
BACA JUGA: Tangkal Hoaks, BCA Berkomitmen Senantiasa Menjaga Data Nasabah
Sejak 2012 hingga Juni 2023 PTAR telah menanam 85.423 tanaman area reklamasi dan tanaman area hutan alami. Sementara, saat ini lebih dari 5.000 bibit tanaman lokal dikembangkan di fasilitas pembibitan yang berada di dalam area tambang.
Bibit tanaman itu digunakan untuk membantu program rehabilitasi lahan pasca-tambang, serta meningkatkan jumlah spesies tanaman dan laju pertumbuhan bibit secara signifikan dalam mendukung kegiatan reklamasi.
BACA JUGA: Pegadaian jadi Satu-satunya yang Raih Penghargaan Spesial di Ajang ini
Adapun, di bidang energi baru terbarukan, PTAR telah mengalihkan sebagian penggunaan listriknya yang tadinya berasal dari pembangkit listrik fosil menjadi pembangkit listrik energi terbarukan.
Hal ini terepresentasikan dari sertifikat energi baru terbarukan, yang diterbitkan oleh PLN.
Sepanjang semester I/2023 PTAR telah menggunakan 16.300 Unit REC atau setara 16.300 MWH listrik.
Di samping program fasilitas pembibitan untuk rehabilitasi lahan pasca-tambang, strategi lain yang digencarkan PTAR yaitu penggunaan excavator ramah lingkungan, pemakaian panel surya, dan instalasi sleep energy recovery.
Perusahaan juga melakukan rekayasa pengaturan kemiringan jalan tambang sehingga lebih landai untuk mengurangi konsumsi energi hingga 3% per bulan serta memanfaatkan limbah pelumas bekas sebagai substitusi bahan baku pembuatan emulsi.
“Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kehidupan kita yang salah satunya dipicu oleh emisi GRK. Berbagai program dan inisiatif yang telah kami lakukan merupakan bukti konkret komitmen Tambang Emas Martabe dalam menurunkan emisi GRK dan mendukung NDC,” kata Rahmat.
Dalam sambutannya di Seminar Nasional, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi, memberikan apresiasi atas inisiatif PTAR menekan emisi karbon.
“PTAR sudah memiliki strategi dalam mengurangi emisi sebagai bentuk partisipasi aktif pelaku usaha dalam mencapai target nasional,” kata Sunindyo.
Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 yang diadakan PTAR merupakan bagian dari rangkaian acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup PTAR 2023 bertemakan “Beat Plastic Pollution – Solution for Plastic Pollution”.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada