Kejar Target, SKK Migas Andalkan Exxon dan Petronas

Selasa, 07 Maret 2017 – 12:27 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com -Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak di wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara dalam jumlah tinggi.

Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 249.200 barel per hari (bph).

BACA JUGA: Indonesia Tawarkan 4, Arab Saudi Hanya Mau 1

Target itu melebihi realisasi lifting pada 2016 sebesar 195 ribu bph.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar menyatakan, kontribusi Jabanusa ditargetkan mencapai 29,3 persen dari total lifting migas nasional 850 ribu bph.

BACA JUGA: 95 Investor Tertarik Garap Kilang Bontang

”Beberapa KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) telah masuk ke produksi puncak pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini,” kata Ali di Surabaya, Senin (6/3).

Tahun ini, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) berhasil menaikkan produksi dari 185 barel per hari menjadi 200 barel per hari.

BACA JUGA: Indonesia Incar 2 Ladang Migas Iran

Selain itu, produksi Petronas naik dari 15 ribu barel per hari menjadi 17 ribu barel per hari.

”Pada tahun ini mereka (Petronas) berniat menaikkan produksi di angka 20 ribu barel per hari,” terangnya.

Selain dua raksasa migas tersebut, KKKS yang juga menyumbang lifting di wilayah Jabanusa adalah JOBPPEJ, PHEWMO, Saka Energi Indonesia (SEI), Camar Resource Canada, Santos Indonesia, dan Pertamina EP Asset 4.

Sejumlah KKKS juga melakukan eksplorasi baru pada tahun ini.

Di antaranya, PHE Randu Gunting di Blora, Pertamina EP Aset 4 di lapangan Albatros, dan PEPC-ADK di Blora.

”Kami masih belum bisa rilis jumlah potensi cadangannya. Ada discovery (penemuan cadangan migas), tetapi nilai keekonomiannya masih dihitung,” ujar Ali.

Meski demikian, tidak semua eksplorasi berjalan mulus.

Pada tahun lalu, beberapa KKKS mengalami kegagalan saat mengeksplorasi migas di wilayah Jabanusa.

Misalnya, eksplorasi yang dilakukan Kangean Energy Indonesia di Pulau Kangean serta Santos Indonesia di lapangan Meliwis dan Merem di perairan Sumenep.

 ”Masing-masing dari mereka harus menelan kerugian minimal Rp 1 triliun lantaran tidak ditemukan cadangan migas di wilayah eksplorasi,” kata Ali.

Meski ditemukan cadangan migas, nilai keekonomiannya sedikit.

Nilai kerugian sangat tinggi karena eksplorasi dilakukan di lepas pantai yang membutuhkan teknologi lebih tinggi.

”Kerugian KKKS tidak diganti negara,” urainya.

Sementara itu, produksi gas di wilayah Jabanusa mencapai 580 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) per akhir Januari kemarin.

Angka tersebut berselisih cukup banyak dibanding target produksi gas pada tahun ini untuk Jabanusa 640 MMSCFD.

Pada tahun lalu produksi gas di Jabanusa bisa mencapai 660 MMSCFD.

”Berbeda dengan minyak yang produksinya masih cukup banyak, gas beberapa KKKS memang menurun cukup drastis,” terangnya.

Salah satu KKKS yang mengalami penurunan produksi gas cukup signifikan adalah Petronas Muriah dan PHE WMO di perairan Bangkalan, Madura. (vir/c21/noe)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
minyak  

Terpopuler