jpnn.com - jpnn.com - Pemerintah Indonesia terus berupaya mempererat hubunga bilateral dengan Iran.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menunjukkannya dengan menemui Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran.
BACA JUGA: Freeport Masih Bandel, Inalum Siap Ambil Alih
Salah satu pokok bahasan adalah proposal pengembangan dua ladang minyak di Ab Teymour dan Mansouri di Provinsi Bangestan dari Pertamina kepada National Iranian Oil Company (NIOC).
Berdasar hasil studi Pertamina, potensi cadangan pada masing-masing ladang minyak mencapai lebih dari 1,5 miliar barel.
BACA JUGA: Honda Tambah Investasi Rp 4,8 Triliun
Potensi produksinya lebih dari 200 ribu barel per hari untuk setiap ladang minyak.
Indonesia menjajaki pembelian gas alam cair (LNG) untuk pemenuhan kebutuhan domestik.
BACA JUGA: Nama Dewan Komisioner OJK Kok Kurang Greget
Khususnya pembangkit listrik, kawasan industri, dan kawasan ekonomi khusus.
Indonesia juga mengundang investor Iran untuk berinvestasi pada pembangunan kilang minyak.
”Kami juga membahas mengenai kerja sama sektor keuangan dan perbankan. Yang intinya ingin mewujudkan transaksi keuangan yang semakin aman, cepat, dan mudah,” urai Darmin.
Indonesia dan Iran juga membahas penyelesaian pembahasan preferential trade agreement (PTA) untuk mengeliminasi hambatan tarif produk kedua negara.
Perjanjian diharapkan rampung pada Juni 2017 sehingga mendorong daya saing CPO, kopi, karet, tekstil, dan kertas Indonesia.
”Kami ingin menjadikan Iran bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga hub di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah,” lanjut Darmin.
Kedua negara berencana bekerja sama dalam bidang perawatan mesin pesawat terbang dan riset serta pengembangan helikopter dan pesawat tanpa awak (drone) untuk kebutuhan sipil. (ken/c21/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik 5 Persen, Laba Bersih Astra Jadi Rp 15,16 Triliun
Redaktur & Reporter : Ragil