jpnn.com, JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Padjaitan menyatakan rencana menjadikan Karawang dan Bekasi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) masih dalam proses kajian.
Karawang dan Bekasi dianggap berpotensi untuk dijadikan KEK karena aktivitas industri-industri besar. Diperkirakan, ada 11 juta orang yang bekerja di kedua wilayah ini.
BACA JUGA: Kiprah Luhut Dianggap Menghambat Pencapaian Nawacita Jokowi
Luhut menjanjikan kajian akan diselesaikan secepatnya. Pihaknya juga telah mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan Sekretariat Kabinet (Setkab) , Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tataruang (ATR), serta Bea Cukai dan perwakilan dari Kabupaten Karawang dan Bekasi.
"Belum ada keputusan yang diambil. Kami harap ini (pembahasan tersebut) bisa selesai akhir bulan ini (Nopember 2017,Red),” katanya dalam pernyataan tertulis kemarin (11/13).
BACA JUGA: Luhut Pantau Langsung Gladi Bersih Pernikahan Kahiyang
Luhut menjelaskan, dari rapat tersebut, yang paling dibutuhkan oleh sebuah kawasan ekonomi khusus adalah pengelolaan infrastruktur bersama seperti pengelolaan air, sarana umum, dan jalan raya.
"Untuk itu model seperti kawasan ekonomi terpadu, mungkin bisa diterapkan. Tetapi ini pun masih dalam pembicaraan, belum diputuskan,” katanya.
BACA JUGA: Wagub DKI, Menko Kemaritiman dan Bos MNC Bahas Alexis
Mantan Menkopolhukam ini menjelaskan, para pengusaha tidak membutuhkan insentif fiskal dari pemerintah.
Yang dibutuhkan justru pengelolaan dan kesiapan infrastruktur di kawasan yang nantinya akan menjadi KEK.
“Harus ada tata ruang dan wilayah. Mana yang kawasan industri dan yang mana untuk perumahan," jelasnya.
Menurutnya keputusan rapat kajian kan menjadi acuan bentuk apa yang akan diterapkan di kawasan Karawang dan Bekasi tersebut nantinya.
Luhut menambahkan, penetapan karawang dan bekasi masih sebatas usulan yang disampaian KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) bulan lalu saat mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo.(tau)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Sebut Istilah Pribumi, Pak Luhut Bereaksi Begini
Redaktur & Reporter : Soetomo