JAKARTA - Pengamat Kepolisian, Alfons Leumau mengatakan, peristiwa penembakan empat tahanan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta menunjukan ketidakyakinan masyarakat terhadap penegakan hukum. Menurutnya, walaupun polisi sudah bekerja dengan baik untuk menegakkan hukum tapi tidak dapat diabaikan, bahwa berbagai gambar dan tayangan, bagaimana cara-cara kerja mereka yang tidak juga memuaskan masyarakat terjadi.
Ia mencontohkan adanya perlakuan kasar yang dilakukan oknum berseragam bhayangkara, termasuk pemberitaan mengenai harta kekayaan dari polisi yang begitu dahsyat yang tidak masuk akal.
"Banyak masyarakat sudah tidak percaya bahwa penegakan hukum sekarang sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat. Jadi mereka mencari katub atau pemuas sendiri terhadap hukum yang ingin ditegakkan," ujar Alfons di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (23/3).
Menurut Alfons, kecil kemungkinan masyarakat sipl bersenjata yang melakukan tindakan itu. Namun ia pun tidak membenarkan apakah pelaku penembakan tersebut berasal dari kalangan militer.
"Sampai saat ini hasil penyidikan belum dapat diindentifikasi siapa pelakunya. Jadi terlalu pagi apabila kita mengindentifikasi sebagai kelompok tertentu," ucap Alfons.
Saat disinggung apakah tindakan tersebut menunjukan masyarakat tidak puas dengan hukum lalu mencari jalan sendiri, Alfons berpendapat, itu salah satu katub sosial pengaman. Mereka mencari jalur-jalur dan cara-cara sendiri.
"Ini harus dibuktikan kalau ini melanggar hukum. Kita percaya bahwa banyak ketidakadilan terjadi tapi hukum harus ditegakkan sampai kapanpun," tandasnya. (gil/jpnn)
Ia mencontohkan adanya perlakuan kasar yang dilakukan oknum berseragam bhayangkara, termasuk pemberitaan mengenai harta kekayaan dari polisi yang begitu dahsyat yang tidak masuk akal.
"Banyak masyarakat sudah tidak percaya bahwa penegakan hukum sekarang sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat. Jadi mereka mencari katub atau pemuas sendiri terhadap hukum yang ingin ditegakkan," ujar Alfons di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (23/3).
Menurut Alfons, kecil kemungkinan masyarakat sipl bersenjata yang melakukan tindakan itu. Namun ia pun tidak membenarkan apakah pelaku penembakan tersebut berasal dari kalangan militer.
"Sampai saat ini hasil penyidikan belum dapat diindentifikasi siapa pelakunya. Jadi terlalu pagi apabila kita mengindentifikasi sebagai kelompok tertentu," ucap Alfons.
Saat disinggung apakah tindakan tersebut menunjukan masyarakat tidak puas dengan hukum lalu mencari jalan sendiri, Alfons berpendapat, itu salah satu katub sosial pengaman. Mereka mencari jalur-jalur dan cara-cara sendiri.
"Ini harus dibuktikan kalau ini melanggar hukum. Kita percaya bahwa banyak ketidakadilan terjadi tapi hukum harus ditegakkan sampai kapanpun," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Bersenjata juga Aniaya Sipir Lapas Cebongan
Redaktur : Tim Redaksi