jpnn.com - KEBUMEN - Puluhan hektar sawah di Desa Langse, Kecamatan Karangsambung, Kebumen dipastikan gagal panen. Padi yang baru ditaman terlihat mongering sementara tanah juga sudah mulai retak-retak.
Kekeringan memang berpotensi mengancam petani di wilayah Karangsambung dan Kebumen bagian utara. Pasalnya, petani sebagian besar hanya mengandalkan hujan sebagai sumber air irigasi. Kekeringan sudah terjadi sejak empat pekan terakhir.
BACA JUGA: Waria Masuk Penjara Pria
Saat ini, padi yang telah mengering dimanfaatkan petani untuk makanan ternak. Mereka berusaha menggunakan pompa, tapi airnya tetap tak mencukupi. Pemerintah diminta segera turun tangan mencari solusi agar petani tidak gagal panen.
Sayem, 60 petani padi desa setempat mengatakan, biasanya satu hektar sawah mengasilkan sekitar 16 kwintal padi kering. Namun dengan tidak ada air yang dapat mengaliri persawahan mereka, mereka sudah dapat memastikan akan gagal panen. "Dan saya akan merugi," katanya
BACA JUGA: Pemko Diminta Akui Rukun Warisan Kampung Tua Batam
Hal sama juga diungkapkan Rasmin, 50 asal desa setempat. Pertanian padi yang sekarang ditanam merupakan tanaman padi setelah panen ke tiga. Karena musim yang tak menentu dan membingungkan petani, mereka berspekulasi menam padi kembali untuk ke tiga kalinya.
Baru saja padi tumbuh ternyata hujan sudah tidak turun lagi."Intinya petani merasa tertipu dengan perubahan musim yang tidak menentu," terangnya
BACA JUGA: Warga Berebut Mata Air dengan PDAM
Hampir semua sawah tanaman padi, gagal panen. Padi yang baru saja tumbuh mengering seperti terbakar. Tanah mulai retak-retak. Petani membabat tanaman padi yang akan mati untuk dijadikan makanan ternak. (har/acd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Efisiensi Tenaga dan Biaya, 12 Kelurahan Dimerger
Redaktur : Tim Redaksi