Kekeringan, Ribuan Hektare Sawah di Batanghari Terancam Gagal Panen

Selasa, 27 Agustus 2019 – 23:07 WIB
Sawah dilanda kekeringan. Foto ilustrasi: pojoksatu.id

jpnn.com, BATANGHARI - Ribuan hektare sawah di Kabupaten Batanghari, Jambi, terancam gagal panen akibat kemarau panjang yang terjadi. Kekeringan itu terjadi di tujuh kecamatan.

“Seluas 1.858 hektare lahan persawahan milik masyarakat terancam gagal panen karena kekeringan,” kata Kasi Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Batanghari Isnen di Jambi, Selasa.

BACA JUGA: Petani Lebak Beralih Mengembangkan Tanaman Sayuran

BACA JUGA: KPK Minta Pansel Lihat Catatan Hitam 20 Calon Pimpinan

Dari 1.858 hektare sawah yang terancam gagal panen tersebut, 876 hektare sawah saat ini dalam kondisi kekeringan dan 594 hektar sawah kering dengan kategori sedang. Sementara 108 hektare sawah sudah alami puso atau gagal panen akibat kekeringan.

BACA JUGA: Jawa Barat Waspada Kekeringan Ekstrem

Lahan persawahan yang terancam gagal panen di tujuh kecamatan di kabupaten itu diantaranya di Kecamatan Muara Bulian 787 hektare, di Kecamatan Muara Tembesi 77,5 hektare, di Kecamatan Pemayung 240 hektare, di Kecamatan Batin XXIV 80 hektare, Kecamatan Maro Sebo Ilir 535 hektare, Kecamatan Mersam 34 hektare dan di Kecamatan Maro Sebo Ulu seluas 105 hektare.

Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura mengaku telah berupaya melakukan pengairan terhadap lahan persawahan yang terancam gagal panen tersebut. Hampir setiap hari masyarakat bersama dinas Tanaman Pangan dan Holikultura bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyedot air dari Sungai Batanghari untuk mengairi sawah masyarakat.

BACA JUGA: Kekeringan Mengancam Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong

BACA JUGA: Anthony Golec Resmi Berkostum Perseru BLFC hingga Akhir Musim

Namun, keterbatasan peralatan dan sumber air menjadi kendala proses pengairan yang dilakukan. Karena tidak semua lahan persawahan milik masyarakat berada di dekat Sungai Batanghari. serta banyak lahan persawahan masyarakat yang jauh dari jangkauan sumber air. Selain itu, mesin pompa air dan selang yang digunakan untuk proses pengairan juga terbatas.

“Untuk melakukan pengairan satu areal persawahan, kita menggunakan dua unit mesin, sementara lamanya pengairan sekitar lima sampai enam jam,” kata Isnen.(ant)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Air Bersih di Sukabumi Semakin Parah


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler