Kekwatiran adanya hasil gemblengan dari Solo terduga teroris ini, tidak disangkali Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Kombes Pol.Drs.Chevy Ahmad Sopari, "Isu adanya terduga teroris muda kaitannya dengan kasus Solo, sudah di Sulselbar, dan bahkan di Sulawesi bisa saja ada dan tidak, " katanya, menjawab pertanyaan Fajar (JPNN Grouo) dalam keterangan pers usai menjadi Irup, Minggu (02/9/2012) pada acara pemakaman Briptu Anumerta Suherman (yang tewas dalam penyergapan pasca Solo ) di kebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Palia Kabupaten Pinrang.
Didampingi Kabag Ops Polda Sulsebar, Kombes Pol Azis Samusir, Kabid Humas Polda ini, mengatakan, meski jaringan itu dikatakan tidak ada di Sulselbar, pihaknya sejak dini selalu waspada terhadap isu-isu adanya ketenangan terduga teroris berjokol di Sulselbar dan Sulawesi.
"Kalau terduga teroris itu memang ada di Sulselbar, sudah pasti kami tangkap, " tambah Kabag Ops Polda Sulselbar, Kombes Pol.Azis Samusir, meyakinkan Fajar, sambil berjalan beriring dengan salah satu kepala unit Detasmen Khusus 88 yang ikut mengantar rekannya Briptu Almarhum Suherman ketempat peristirahatan terakhir anggotanya di TMP Palia Pinrang.
Karena menyangkut keamanan, sembilan anggota Densus 88 (satu regu almarhum Briptu Suherman) keliatannya tidak mau lama-lama di halaman TMP dan keburu meninggalkan TMP, meski diajak difoto bersama perwira Polda dan anggota Muspida.
"Ok Soal keamanan ... tak apalah cukup komandanya saja yang berfoto dengan perwira Polda dan anggota Muspida Pinrang, " teriak wartawan yang pingin mengabadikan suasana menunjukkan bila kawan almarhum ternyata juga menghadiri proses pemakaman Briptu Anumerta Suherman.
Sekedar diketahui, Suherman memang sudah tiada dalam Densus 88. Tapi putra daerah (Pinrang) masih cukup banyak tetap setia sampai ayat hidup berada di pasukan anti teroris ini demi pengamanan NKRI.
Meskipun belum ada keterangan resmi bila jaringan terduga teroris muda dari Solo, hijrah ke daratan Sulawesi Selatan dan Barat, bahkan ke Pulau Sulwesi, tapi dari Jakarta ,Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar, mengungkapkan, para pelaku merupakan jaringan lama yang memiliki hubungan dengan kelompok di Filipina. Para pelaku sudah diintai sebelumnya sampai pada akhirnya dibekuk setelah terlibat baku tembak dengan petugas Densus 88 Antiteror Polri. "Itu bagian dari jaringan lama yang ada di Filipina," katanya.
Tapi sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai di Jakarta, Sabtu (1/9/2012) mengatakan mereka justru menghendaki jadikan Al Qaeda dengan basis di Poso. Makanya anggota kelompok jaringan teroris yang tertembak di Solo, Jawa Tengah, diduga ingin menjadikan Poso sebagai basis Al Qaeda di Indonesia dan gerakan radikal tersebut diduga terkendali dari Solo.(nas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Jamkesmas Dikutip Rp150 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi