Kekhawatiran Anas Diracun Dianggap Wajar

Minggu, 12 Januari 2014 – 14:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Tersangka dugaan gratifikasi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum dilarang keluarganya makan minum di Ruang Tahanan Cipinang Jakarta Timur cabang KPK. Keluarga maupun kubu Anas khawatir bekas Komisoner Pemilihan Umum itu diracun.

Pengamat politik Boni Hargens mengatakan kendati berlebihan namun wajar saja jika ada kekhawatiran kelurga bekas Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu. Boni mengaku beberapa minggu lalu berbincang-bincang dengan Anas. Menurut Boni, Anas meyakinkan bahwa bekas Ketua Umum PB HMI itu tahu banyak hal termasuk pusat kekuasaan.

BACA JUGA: Putusan UU Pilpres Digantung, Hakim MK Diadukan

"Bisa berlebihan, tapi masuk akal. Bisa saja ada orang yang mengingkan Anas untuk bungkam," kata Boni di Jakarta, Minggu (12/1).

Dia mengatakan, persoalan ini bukanlah ada pada KPK-nya. Namun, diduga kuat ada kelompok-kelompok tertentu yang diam-diam ingin mencelakakan Anas. "Banyak yang ingin Anas ini bungkam," tegas Boni.

BACA JUGA: Tangani Judicial Review UU Pilpres, MK Dicurigai Ikut Main

Menurutnya pula, Anas pernah menyatakan bahwa kemanapun pergi banyak intelijen yang mengikutinya.

Anas resmi ditahan, Jumat (10/1), setelah sejak 22 Februari 2013 resmi dijadikan tersangka dugaan gratifikasi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Jawa Barat,  dan proyek-proyek lainnya.

BACA JUGA: Anggap Gugatan Yusril Atas UU Pilpres Berpeluang Dikabulkan

Sebelum menuju mobil tahanan, Anas sempat memberikan keterangan pers.
Anas mengucapkan terima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad maupun Presiden sekaligus Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu Anas menyatakan bahwa penahanan itu merupakan kado tahun baru 2014.

Boni menafsirkan ucapan terima kasih yang disampaikan Anas untuk Abraham Samad merupakan sinisme yang ditujukan ke KPK. "Ini terkait proses penahanan di KPK dan menurut Anas ada kriminalisasi dan sebagainya," kata Boni.

Soal ucapan terima kasih untuk SBY, Boni Hargens menafsirkan bahwa itu bernuansa ancaman. Apalagi, kata dia, di akhir kalimat Anas menyatakan ujungnya kebenaran akan menang.

"Itu menyatakan bahwa babak baru pertempuran akan dimulai dan Anas akan buka-bukaan," katanya.

Namun kata Boni, persoalannya sekarang mampukah Anas menjadi peniup peluit atau whistle blower. Selain itu, kata Boni, apakah Anas memiliki data dan membuka kecurigaan-kerucigaan selama ini.

"Silakan buka sehingga kita benar-benar bisa memperoleh kado tahun baru," ungkap Boni. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Judicial Review Soal Pemilu Serentak Mangkrak di MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler