Kekuatan Logistik Erick Thohir Dinilai Tak Mampu Menyaingi Mesin Partai Airlangga

Rabu, 08 Maret 2023 – 18:18 WIB
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dua nama yang konsisten merajai Musra yang digelar sukarelawan Jokowi. Foto: Dok. Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyarankan Ganjar Pranowo mengambil Airlangga Hartarto sebagai cawapres ketimbang Erick Thohir.

Menurutnya kekuatan logistik Erick Thohir tak akan mampu menyaingi mesin politik partai Golkar yang besar yang ada dibawah kendali Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Survei JJI: Airlangga Diinginkan Masyarakat Sebagai Capres 2024

"Kenapa Ganjar- Airlangga lebih berpotensi, karena Erik itu tidak ada artinya. Dia bukan kader partai, nggak punya mesin partai, hanya mengandalkan figur dan logistik. Figur dan logistik dalam pilpres nggak ada jaminan juga," ujar dia.

Ia mengatakan mesin partai Golkar otomatis akan bekerja saat ketua umumnya menjadi peserta pemilihan presiden, meski hanya cawapres.

BACA JUGA: Airlangga Ajak Kader Golkar Gotong Royong Bantu Korban Kebakaran Depot Pertamina Plumpang

Faktor itu juga menjadikan potensi pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto untuk menang Pilpres lebih signifikan dibanding pasangan Ganjar-Erick Thohir.

"Kalau mesin partai kan ga mungkin juga bergerak kalo Ganjar-Erik. Kenapa? Karena nggak ada nyangkut dengan Golkarnya. Nah kalo ada Airlangga kan pasti mesin partai bergerak, berikhtiar untuk berupaya menangkan Ganjar Airlangga," tambahnya.

BACA JUGA: Pakar Sarankan PDIP Pasangkan Ganjar dengan Airlangga Ketimbang Erick

Selain kekuatan mesin partai, Pangi menilai Golkar dalam Pilpres saat ini berbeda dengan dua pilpres sebelumnya.

Golkar dalam pilpres- pilpres sebelumnya tidak mempermasalahkan capres atau cawapresnya menang atau kalah. Sebab, golkar akan selalu dapat kursi menteri siapapun presidennya.

Berbeda dengan Golkar saat ini yang memiliki ambisi dengan mensyaratkan kader partainya untuk menjadi capres atau cawapres.

"Karena bagi Golkar dulu, mau kalah mau menang ngga ada masalah dalam pilpres. Masalahnya sekarang Golkar nggak mau absen dalam mengusung capres atau cawapres," ujarnya.

Sementara di sisi lain, dua partai lainnya yang ada dalam Koalisi Indonesia Bersatu yakni PAN dan PPP tidak mensyaratkan kadernya menjadi calon di pilpres.

Kedua partai dinilai tidak memiliki ambisi, sehingga muncul nama-nama diluar kader seperti Erick Thohir untuk dicalonkan.

"Bagaimana mungkin partai nggak punya ambisi mengusung kadernya sendiri. Itu yang menurut saya aneh bin ajaib," tegasnya.

Pangi mengaku heran munculnya nama Ganjar-Erick Thohir dari PAN sebagai capres dan cawapres. Alasannya, dua nama itu tidak mewakili satu pun kader internal ketiga partai yang tergabung dalam koalisi.

Menurutnya itu tidak sesuai dengan kesepakatan awal yang mereka lempar ke publik bahwa capres yang akan diusung berasal dari kader mereka sendiri.

"Kalo Ganjar-Airlangga, masih ada Airlangganya di KIB. Kalo PAN mengusung Ganjar-Erick ya ngga ada kader yg dari KIB, Itu yang jadi persoalan," tambahnya. (ant/dil/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler