jpnn.com, BALI - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menyelenggarakan literasi digital kelas kebal hoaks.
Kelas kebal hoaks ini ditujukan untuk masyarakat umum dan komunitas-komunitas lokal di Bali.
BACA JUGA: Wujudkan Pendidik Cerdas di Era Digital, Kemenkominfo Gelar Pelatihan
Tercatat 50 peserta dari kalangan masyarakat umum, seperti Universitas Negeri Pendidikan Ganesha, PSM Desa Mengwi, Sahabat Netra Bali, dan lainnya ikut dalam kelas kebal hoaks yang diselenggarakan pada 11 September.
Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfos Provinsi Bali, I Ketut Swika yang mewakili gubernur menyampaikan bahwa upaya mencerdaskan masyarakat melalui literasi digital adalah tanggung jawab bersama. Tidak bisa dilaksanakan pemerintah saja.
BACA JUGA: Kemenkominfo Merilis Laman Agregator Indonesiakini
"Oleh karena itu, atas nama Pemprov Bali dan masyarakat Bali, kami menyambut baik dan memberikan penghargaan atas pelaksanaan kelas kebal hoaks oleh MAFINDO,” ujar I Ketut Swika dalam keterangannya, Kamis (22/9).
Koordinator MAFINDO Wilayah Bali, Indria Trisni Puspita menjelaskan semua bisa mengakses beberapa situs untuk mengetahui fakta informasi yang tersebar di internet.
BACA JUGA: Kemenkominfo: Indonesia Bakal Punya 5 Unicorn Baru di 2023
Pencarian artikel dan keasliannya bisa dilakukan di beberapa situs, seperti turnbackhoax.id, cekfakta.com, atau kanal cek fakta milik media.
Sementara itu, Riza Dwi Maqruf, pemeriksa fakta MAFINDO, menjelaskan tentang pemanfaatan Google Lens untuk melakukan verifikasi informasi-informasi dari media sosial.
“Selain menggunakan keywords terkait foto yang ingin dicari, bisa juga menggunakan Google Lens dengan cara buka aplikasinya. Kemudian, arahkan kamera ke foto yang ingin dicari klasifikasinya.” jelas Riza.
Kelas kebal hoaks merupakan bagian rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kemenkominfo) bersama GNLD Siberkreasi dengan target sebanyak 50 juta masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga 2024. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad