Kelelahan, Muhaimin Minta Dipijit Transmigran

Senin, 19 November 2012 – 18:48 WIB
PANGKALAN BUN - Kunjungan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar ke lokasi  transmigrasi Kumai Seberang, Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Minggu (18/11) menguras energi. Jadwal yang padat, medan sulit dan dihadang hujan lebat membuat ia kelelahan.

Selain menempuh perjalanan darat dan menyusuri derasnya arus Sungai Teluk Kumai selama tiga jam, Muhaimin juga harus mengikuti acara seremonial bersama dengan warga transmigran.

Acara seremonial langsung digelar ketika rombongan Menakertrans tiba di lokasi yang didampingi Bupati Kobar Ujang Iskandar. Dalam sambutannya, Muhaimin menyemangati warga transmigran yang umumnya berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali. 

"Program transmigrasi memang membutuhkan perjuangan berat. Hanya orang orang yang bersungguh-sungguh yanga bakal survive dan berhasil di lokasi transmigrasi seperti di Kumai Seberang ini," kata Muhaimin.

Muhaimin menjelaskan setelah berjuang selama sekitar 4  tahun, warga transmigran di Kumai Seberang mulai  bisa menikmati hidupnya dengan mengandalkan usaha tanaman kelapa sawit. "Meskipun anggaran program transmigrasi sangat terbatas, namun pemerintah memprioritaskan  peningkatan kualitas permukiman transmigran yang dititikberatkan pada peningkatan sarana prasarana transportasi, penerangan dan peningkatan perekonomian masyarakat," kata Muhaimin.

Acara tidak berhenti sampai di situ. Muhaimin lantas mengajak warga transmigran berdialog. Usai mendengarkan uneg-uneg warga, ia kemudian berkeliling ke rumah-rumah warga transmigran dan dilanjutkan dengan penanaman padi perdana dan pengolahan lahan pertanian. Malamnya, acara dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat dan pengajian bersama warga transmigrasi.

Muhaimin lantas memutuskan beristirahat di rumah Zaenal, salah seorang transmigran  di Kumai Seberang. Sambil beristirahat, ia minta dipijit. "Kayaknya sambil istirahat, enak juga kalau bisa dipijat, tolong carikan warga transmigran yang bisa mijat kaki saya, "kata Muhaimin.

Beruntung, di situ ada Pak Tukijo, seorang transmigran senior dan yang sekarang sudah sukses.  Di samping menjadi tukang pijat, dia memiliki usaha tatarias pengantin. "Enak benar rasanya dipijat Pak Tukijo, kaki saya jadi ringan kembali setelah seharian lelah berkeliling lokasi transmigrasi. Kita siap lanjutkan acara lagi," kata Muhaimin. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Dinilai Lamban Bersikap

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler