jpnn.com - Pencinta kopi kini bukan lagi usia tua, tapi juga anak-anak muda. Tak sekadar minum, mereka juga memperkenalkan kopi Nusantara lewat seruputan.
Itulah yang dilakukan Hendrick Hartono, Senin (10/4) di Cattura Espresso.
BACA JUGA: Ternyata Ini yang Mengganggu Metabolisme Anda
’’Indonesia punya beragam kopi. Sayang banget kalau nggak bisa menikmatinya dengan baik,’’ kata pria yang mendapat licensed Q Grader dari Specialty Coffee Association of Indonesia tersebut.
Salah satu cara mengetahui karakter kopi adalah dengan cupping. Hendrick mempraktikkannya dengan menggunakan enam jenis kopi Indonesia. Yaitu, kopi asal Wamena, Papua; Flores; Toraja; Kintamani, Bali; Gayo, Aceh; dan Java Malabar.
BACA JUGA: Universita Del Caffe, Kampus Para Mahasiswa yang Belajar tentang Kopi
Dari cupping, penikmat bisa menghirup aroma, menyeruput, dan meneguk kopi. Hendrick mencontohkan kopi Java Malabar dengan takaran 8,25 gram.
Biji kopi dihaluskan. Lalu, air panas 150 ml bersuhu 96 derajat Celsius dituangkan ke kopi tersebut dengan penyaringan.
’’Kita diamkan dulu 3–4 menit sebelum diseruput. Biar rasanya bisa sempurna,’’ jelas pria 26 tahun tersebut.
Sebelum kopi diteguk, Hendrick mencium aromanya. ’’Cukup diangin-anginkan ke arah hidung kita. Setiap kopi punya aroma yang berbeda,’’ ungkap alumnus Curtin University Australia tersebut.
Proses selanjutnya adalah menyeruput kopi. Saat itulah kita bisa merasakan karakter kopi dari segi rasa. ’’Jangan buru-buru meneguknya. Nikmati dulu di mulut,’’ kata pria kelahiran Semarang, 24 September 1990, tersebut.
Sebab, merasakan kopi ibarat sebuah proses. Terdapat perubahan rasa selama perjalanan kopi mulai masuk ke mulut hingga ke tenggorokan. Misalnya, rasa kopi Java Malabar.
’’Rasanya ada buah-buah gitu. Kecut, lalu terakhirnya ada rasa pahitnya,’’ ujarnya.
Setiap orang memiliki selera yang berbeda. Begitu pula saat mereka menilai rasa kopi. ’’Pendapat orang tidak ada yang salah. Cara merasakannya juga beda,’’ jelasnya.
Sebab, untuk mengenal karakter kopi dengan benar, juga dibutuhkan proses. Tidak bisa dikatakan benar apabila baru mencoba satu dua kali saja. Jangan pula mendengarkan kata maupun pendapat orang lain.
’’Rasa kopi yang kita minum, ya kita sendiri yang tahu,’’ tegasnya.
Hendrick mempelajari hal tersebut selama enam tahun terakhir. Bahkan, dia sudah berkeliling ke 40 negara untuk mencicipi kopi.
’’Setelah minum kopi, saya selalu catat rasanya. Lalu, saya share atau berdiskusi dengan teman-teman,’’ kata pengusaha kopi tersebut. (bri/c5/jan/sep/JPG)
Redaktur & Reporter : Adil