Kelola Asrama Haji Sekelas Hotel Berbintang

Kemenag Ganti Rencana Investasi Dana Haji

Sabtu, 29 September 2012 – 06:32 WIB
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) terus menyusun rencana insvestasi dana haji. Mereka kini tidak lagi melirik investasi dalam bentuk pembelian pesawat terbang. Sebaliknya Kemenag sedang mengkaji dan menjajaki investasi pengelolaan asrama haji yang akan dijalankan sekelas hotel berbintang.

Kabar rencana investasi baru ini dipaparkan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu kemarin (28/9). Anggito menuturkan, peluang investasi di sektor pengelolaan asrama haji ini cukup menjanjikan.

"Sebagai langkah awal, kita akan revitalisasi asrama haji yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya. Investasi dalam bentuk pengelolaan asrama haji ini dinilai tidak terlalu mengandung resiko rugi. Tetapi memiliki potensi pendapatan yang lumayan tinggi.

Menurut Anggito, kondisi asrama haji saat ini beragam. Mulai dari yang cukup jelek, hingga yang bagus. Diantara asrama haji yang masuk prioritas revitaslisasi adalah asrama haji Pondok Gede, Jakarta.

Sementara asrama haji yang sudah lumayan bagus, dan sekelas hotel berbintang adalah asrama haji Batam. Kamar-kamar yang ada di asrama haji Batam sudah dilengkapi AC, serta ada fasilitas rumah makannya. Asrama haji yang masuk kategori sekelas hotel berbintang berikutnya adalah asrama haji Surabaya.

Anggito menuturkan, saat ini pihaknya sedang menunggu penerbitan landasan hukum sebagai rambu-rambu pencairan dana haji untuk modal revitalisasi tersebut. Karena revitalisasi akan menggunakan dana haji, Anggito memastikan jika seluruh hasil pengelolaan asrama haji itu akan masuk ke kas dana haji.

"Ujung-ujungnya akan kita gunakan untuk membantu pembiayaan komponen indirect cost," katanya. Dengan semakin besar anggaran yang bisa digunakan untuk membiayai komponen indirect cost, maka biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) yang ditanggung masyrakat bisa lebih ditekan.

Anggito menegaskan jika pengelolaan asrama haji sehingga memberikan keuntungan tambahan ini, bukan berarti Kemenag mengkomersilkan keberadaan asrama haji. "Kita tetap akan menjalankan pengelolaan dengan tujuan ibadah, sosial, dan ekonomi," jelas Anggito.

Untuk sementara, sambil menunggu penerbitan landasan hukum penggunaan dana haji, Anggito menjelaskan proyek revitalisasi akan dikebut dengan dana ABPN. "Proyek ini bersifat multi years," katanya.

Revitalisasi asrama haji ini akan dimulai tahun depan. Dimulai dengan menggeber studi kelayakan, identifikasi aset, perubahan kepemilikan, desain fisik, dan pengalokasiaan biaya rehab. Anggito menuturkan, untuk tahun pertama akan dianggarkan biaya revitalisasi sekitar Rp 50 miliar. "Pengelolaan nanti akan diatur dalam APBN," kata dia.

Karena masih mulai digulirkan tahun depan, Anggito masih belum menuturkan perkiraan pendapatan dari pengelolaan asrama haji secara lebih professional itu. Tugas berikutnya setelah program investasi asrama haji ini berjalan, adalah menjaga supaya hasilnya tidak menguap kemana-mana. Sebab keberadaan asrama haji bersinggungan dengan kantor Kemenag tingkat kabupaten, kota, dan provinsi. Selain itu juga bersinggungan dengan pemerintah daerah.

Sebagai mana diketahui, dana haji yang terkumpul dari setoran awal calon jamaah mencapai sekitar Rp 44 triliun. Nilai ini terus bertambah, karena setiap hari Kemenag menerima pendaftaran calon jamaah haji. Dari dana tersebut, bunga simpanan atau hasil manfaat yang terkumpul mencapai Rp 1 " 2 triliun per tahun. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sengketa Kasus Simulator, Kejagung Segera Bertindak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler