Kelompok Cipayung Plus Kompak Tolak ISIS

Sabtu, 09 Agustus 2014 – 08:18 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Penolakan terhadap kehadiran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia terus meluas. Organisasi-organisasi mahasiswa ternama pun ikut lantang menolak keberadaan ISIS.

Adalah kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari GMNI, HMI, PMKRI, GMKI, IMM, KMHDI dan HIKMAHBUDHI yang secara kompak menentang keberadaan ISIS. Alasannya, ISIS hanya menimbulkan keresahan dan memicu kondisi yang tidak kondusif bagi kehidupan berbangsa.

BACA JUGA: Bawaslu Ingatkan, Jangan Asal Menuduh Curang

Ketua Umum PB HMI, M Arief Rosyid Hasan dalam rilis Kelompok Cipayung Plus menilai ISIS dalam gerakannya sengaja memanipulasi sentimen keagamaan untuk membangkitkan simpati dan kepercayaan diri kelompok radikal atas dasar kesamaan simbol keagamaan. Karenanya Arief menganggap ISIS tak cocok dikembangkan di Indonesia.

"Negara seperti Indonesia yang majemuk dan moderat tidak perlu mengimpor konflik yang menumbuhkan benih radikalisme. Sehingga pemerintah harus menyikapi secara tegas kelompok radikal yang berpotensi menciptakan konflik dan kekerasan,”‎ ujarnya.

BACA JUGA: Brunei Caplok 62 Ribu Kosa Kata Indonesia

Sedangkan Ketua Presidium GMNI, Twedy Noviady Ginting mengatakan untuk mengatasi keberadaan ISIS di Indonesia tidak cukup hanya dengan opini. Ditegaskannya, harus ada penegakan hukum terhadap pengikut ISIS.

"ISIS perlu disikapi secara  cerdas dan efektif bukan melalui opini, tetapi melalui penegakan hukum. Karena ada instrument hukum yang mampu mengatasinya seperti UU Ormas. Jika ada Ormas yang tidak sesuai dengan Pancasila, membahayakan NKRI, mengganggu keamanan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai Ormas, maka pemerintah seharusnya langsung menindak tegas demi tegaknya hukum dan kewibawaan negara,” cetusnya.

BACA JUGA: Pemerintah Jamin Kesehatan Jamaah Haji


Twedy menegaskan, kehadiran ISIS menjadi ancaman baru bagi dunia termasuk Indonesia karena sangat radikal dalam ideologi dan gerakannya baik terhadap umat Nasrani maupun juga penganut Islam yang tidak sealiran. Karenanya, dunia perlu menyikapi ISIS secara cerdas dan efektif.

“‎Sehingga keresahan tidak meluas di masyarakat. Selain itu, bangsa Indonesia juga harus cermat karena jangan sampai ISIS menjadi proyek baru war on terror di Indonesia dan dunia.” tegas Twedy.
 
Hal senada disampaikan Ketua Presidium PP PMKRI, Lidya Natalia Sartono. Menurutnya, ISIS mengancam nilai-nilai kebhinnekaan di Indonesia.

“Kehadiran ISIS di Indonesia dapat memicu konflik horizontal karena bentuk gerakan kemanusiaan dan solidaritas universal terdegradasi oleh tendensi kepentingan pragmatis yang mencederai kehidupan berbangsa.  PMKRI mengecam gerakan ISIS yang mengadopsi isu-isu provokatif yang memecah-belah persatuan dan kemajemukan bangsa Indonesia,” sebutnya.

Sedangkan Ketua Presidium KMHDI, Made Bawayasa dan Ketua Umum PP IMM, Benni Pramula menilai  ISIS adalah organisasi yang meresahkan karena ideologi kekerasan dan terror yang dibangun bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

"Kami mengharapkan tindakan tegas dari pemerintah, TNI, Polri dan BIN dalam menyikapi secara serius pergerakan ISIS di Indonesia demi keutuhan dan keamanan bangsa dari ancaman radikalisme,” ujar Benni.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Prabowo: Sidang Lanjutan Perjelas Kejahatan Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler