Kelompok Kristen Radikal?

Minggu, 19 Juli 2015 – 06:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Umat Islam sangat menyesalkan terjadinya insiden pelarangan ibadah shalat Ied yang berujung pada pembakaran masjid di Tolikara, Papua.

Salah satunya pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta jaminan keamanan dalam beribadah di seluruh Indonesia. Hal tersebut juga terkait kemungkinan organisasi yang melarang ibadah shalat lebaran sebagai aliran Kristen radikal.
    
"Menurut informasi GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) yang sudah punya jaringan di Indonesia adalah kelompok radikal Kristen. Mereka bahkan mendenominasi Kristen lain yang tidak sealiran. Ini harus harus dikoreksi oleh pihak Kristen sendiri," terang Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI Slamet Effendy Yusuf.
    
Dia mengatakan, peristiwa sebuah organisasi agama  yang mengeluarkan surat larangan bagi rakyat untuk beribadah baru pertama kali. Padahal, konstitusi Indonesia sendiri menjamin hak warga negara untuk beribadah. Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama itu langsung mendorong pemerintah untuk menyelidiki jaringan tersebut.
    
"Kami sendiri secara tegas menindak aliran-aliran islam yang radikal. Tapi, jangan hanya Islam radikal yang ditindak di Indonesia. Aliran keras Kristen pun perlu disoroti," jelasnya. (bil/idr/byu/ken)

BACA JUGA: Velove Sedih, Ayahnya tak Bisa Lepas dari Obat-obatan

 

 

BACA JUGA: Jangan Sampai Konflik Membesar, Jangan Ada Balas Dendam

BACA JUGA: Laskar Santri: Jangan Nodai Idul Fitri dengan Aksi Anarki

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pernyataan Sikap Istana terkait Rusuh Tolikara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler