jpnn.com, JAKARTA - Beberapa elemen mahasiswa yang menamakan diri sebagai Aliansi Cipayung Plus menggelar unjuk rasa di Kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat (8/4).
Tiga tuntutan dibawa aliansi dalam demonstrasi tersebut.
BACA JUGA: Menjelang SEA Games 2021, Timnas Basket 3x3 Indonesia Matangkan Persiapan di Bali
Aliansi Cipayung Plus diketahui gabungan dari kelompok organisasi mahasiswa, seperti PB HMI, PB PMII, PP GMKI, PP PMKRI, PP KMHDI, DPP IMM, PP HIKMAHBUDHI, LMNDu, PB PII, HIMA PERSIS, PP KAMMI, dan DPP GMNI.
Ketua PP Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Beny Papa menyebut tuntutan pertama pihaknya, yakni menolak kenaikan harga pangan, BBM, LPG, dan PPn.
BACA JUGA: Mahasiswa akan Demo Tolak Jokowi 3 Periode, Faldo: Silakan Saja
Dia mengatakan kenaikan harga-harga itu menyengsarakan rakyat pada saat Indonesia mengalami terpaan dari sisi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Kedua, kata Beny, Aliansi Cipayung Plus mendorong pemerintah segera mempercepat swasembada pangan dan kedaulatan energi nasional.
“Ketiga, mendorong Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi kabinet yang berhubungan dengan kenaikan harga pangan, LPJ, BBM dan PPn,” kata dia dalam keterangan persnya, Jumat (8/4).
Para mahasiswa membentangkan beberapa poster dan spanduk dalam demonstrasi tersebut.
Semisal spanduk bertuliskan "Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga BBM & LPG".
Selain itu, mahasiswa turut membawa spanduk bertuliskan "Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga Bahan Pokok".
Perwakilan DPP KAMMI Zaki Ahmad Rifai menyebut demonstrasi yang dilakukan pihaknya tak akan berhenti sampai pada Jumat ini.
Terutama, ketika pemerintah tidak kunjung mendengar aspirasi mahasiswa yang mewakili suara rakyat terhadap kenaikan bahan pokok dan BBM.
"Kami tak akan berhenti sampai di sini. Kami akan kritisi kebijakan pemerintah selagi kebijakannya tidak prorakyat," ujar Zaki.
Dia kemudian mengatakan bahwa kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM jenis Pertamax dan LPG perlu ditolak.
Zaki mencatat kenaikan Pertamax dari Rp 9 ribu - 9.400 menjadi sekitar Rp 12.500-13 ribu dan berlaku pada 1 April 2022.
Sementara LPG nonsubsidi mengalami kenaikan sejak Desember 2021 dan awal februari 2022 dengan harga jual sekarang sebesar Rp 15.500 dari semula Rp 13.500.
"Rakyat sedang susah, jadi kebijakan ini harus ditolak bersama," ungkap dia.
Cipayung Plus, kata Zaki, sedang melakukan konsolidasi secara internal terhadap rencana demonstrasi lanjutan pada 11 April 2022 yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia.
Unjuk rasa tersebut, kata dia, membawa satu isu utama yaitu menolak kebijakan pemerintah yang dirasa memberatkan rakyat.
"Kami akan konsolidasi dahulu. Kalau yang diperjuangkan rakyat, kami jalankan," ungkap Zaki. (ast/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Aristo Setiawan