SORONG - Diduga dipicu dendam atas kejadian sehari sebelumnya, dua kelompok warga Kamis (9/2) sekitar pukul 15.30 WIT terlibat bentrok di depan Madrasah Tsanawiyah (MTS) Model Sorong, Provinsi Papua Barat. Bentrok tersebut sempat menggemparkan warga sekitar. Karena ketakutan, beberapa warga pada berlarian bersembunyi di tempat aman.
Tak hanya itu, siswa MTS Model Sorong yang tidak terkait dengan bentrok tersebut langsung diminta masuk ke areal sekolah, lantaran saat kejadian itu siswa sedang istrahat. Seperti biasanya saat jam istirahat, banyak siswa yang keluar dan bebelanja di kios-kios yang ada di depan sekolahnya.
Menurut saksi mata, seorang pemilik warung depan sekolah itu, suasananya cukup tegang. Pasalnya dua kelompok yang kebanyakan pemuda tersebut saling lempar batu dan baku kejar. Bentrok itu terjadi tepat di depan pintu gerbang sekolah. Bahkan, Ia sempat melihat ada yang membawa senjata tajam (sajam) seperti parang, badik dan lainnya.
Wanita yang namanya enggan dipublikasikan ini mengatakan bahwa bentrok terjadi saat kelompok pemuda dari arah Bandara saling berlarian dan mengejar kelompok pemuda yang berada di arah terminal Remu. Saling kejar pun akhirnya terjadi dibarengi dengan hujan batu.
Puncaknya, saat keduanya berada tepat di depan gerbang sekolah, kedua kelompok saling baku serang dengan semua pada saling melempar. Tak lama kemudian, saat kelompok pemuda yang dari arah Bandara mundur kemudian maju dengan membawa sajam.
Menurut informasi, bentrok tersebut diduga terjadi karena adanya dendam kedua kelompok sehari sebelumnya. Sementara itu saat unit patroli Polres Sorong Kota yang dipimpin Ipda Muhammad Difinubun mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengatasi bentrok, kedua kelompok yang sudah ditengahi anggota masih sempat saling lempar.
Diduga lantaran banyaknya bantuan anggota yang langsung turun ke TKP, membuat kedua kelompok langsung kabur melarikan diri. Informasi yang berkembang di TKP, dua kelompok pemuda itu sempat terlihat perkelahian di depan MAN Model Sorong. Sebelum terjadi bentrok, seorang saksi yang juga penjaga sekolah MTS Model Sorong, Muhammad Ali menjadi korban pemukulan.
Kepada Radar Sorong (JPNN Group), Ia menuturkan, saat itu dirinya keluar dari areal sekolah untuk membeli minuman ringan, dan duduk di depan sekolah untuk menagwasi para siswa yang segera istrahat. Selanjutnya, Ia didatangi dua orang pemuda dari arah terminal dan langsung memukulinya. Namun demikian, dua pemuda yang tidak dikenalnya itu lalu memintanya untuk kembali masuk ke dalam areal sekolah dan memberitahukan jika akan terjadi bentrok dengan kelompok lain.
“Saya tidak tahu masalah dan waktu saya dipukul saya diam saja, langsung masuk lagi ke sekolah”katanya. Muhammad Ali langsung dibawa ke Mapolres guna dimintai keterangan sebagai saksi.
Anggota Polres Sorong Kota dipimpin Kasat Reskrim AKP Asep Bangbang S,S.IK juga turun ke TKP. Saat anggota turun, dua kelompok yang bertikai itu sudah kabur melarikan diri. Hanya terlihat sekumpulan warga yang merasa penasaran terkait adanya kejadian tersebut.
Kasat Reskrim yang dikonfirmasi di TKP mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kronologis dan motif dari kejadian tersebut. Pasalnya dua kelompok tersebut belum diketahui secara pasti dari mana datangnya. Sebagian mengatakan satu kelompok berasal dari arah kilo.
Dimana menurut saksi yang mengetahui kejadian, masing-masing kelompok terdiri dari puluhan orang. Atas kejadian tersebut, Kasat Reskrim pun memerintahkan anggotanya menindaklanjuti kasus tersebut dengan mengungkap motif dan kedua kelompok tersebut.
Sementara itu, akibat kejadian tersebut, siswa MTS Model Sorong kemarin langsung diamankan di areal sekolahnya. Saat itu gerbang sekolah langsung ditutup dan dijaga oleh guru sekolah. Siswa pun dilarang keluar lantaran situasi di depan sekolahnya yang belum benar-benar aman.
Bahkan, siswa akhirnya dipulangkan lebih awal. Siswa dipulangkan sekitar pukul 16.30 WIT, padahal seharusnya siswa masih melaksanakan belajar untuk dua mata pelajaran. “Masih ada jam belajar harusnya pulang jam 17.30 WIT, karena takut kalau bagaimana-bagaimana, tadi dipulangkan lebih cepat,”kata seorang siswi saat dijemput ibunya.
Setelah memulangkan lebih awal, guru juga meminta agar siswa menghubungi keluarganya untuk dijemput guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Situasi di TKP baru berangsur aman saat anggota polisi meminta agar warga yang menonton untuk pulang. (reg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jembatan Putus,1 Tewas, 2 Kendaraan Terperosok
Redaktur : Tim Redaksi